Bisnis.com, JAKARTA — Standard Chartered mengungkapkan adanya potensi besar ekonomi syariah di Indonesia, yang dinilai dapat memperkuat posisi keuangan Islam global.
Hal itu diungkapkan CEO Standard Chartered Islamic Banking Khurram Hilal dalam Global Islamic Financial Institutions Forum 2025 di Dubai, beberapa waktu lalu.
Menurut Khurram, Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan keuangan Islam global. “Alhamdulillah, Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dan memiliki ekonomi triliunan dolar,” ujarnya dalam keterangan resmi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dikutip Senin (12/5/2025).
Dengan potensi besar ekonomi syariah yang dimiliki Indonesia, Khurram mengajak para pelaku keuangan syariah di Tanah Air, termasuk BPKH, untuk membangun kemitraan strategis dengan institusi keuangan Islam global, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Menurut dia, langkah itu diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan Islam dunia. Sejalan dengan itu, Khurram menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara sebagai sarana untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, tidak hanya dalam aspek perbankan, tetapi juga dalam hal regulasi dan praktik terbaik yang telah diterapkan.
“Kita bisa belajar dari satu sama lain. Mari bermitra dengan institusi keuangan Islam di seluruh dunia untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Khurram.
Adapun, BPKH menunjukkan eksistensinya sebagai pemain kunci dalam ekosistem keuangan syariah global melalui partisipasinya yang signifikan dalam Global Islamic Financial Institutions Forum 2025 di Dubai.
Kehadiran BPKH dalam forum bergengsi yang diselenggarakan oleh Standard Chartered tersebut menjadi platform penting untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam memajukan ekonomi syariah.
Dalam sesi CEO Panel bertajuk 'Bridging borders, fuelling growth: The next era of cross-border in Islamic banking', Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah berbagi panggung dengan para pemimpin industri keuangan syariah terkemuka di berbagai negara.
Panel tersebut menyoroti urgensi kerja sama antarnegara dalam memperkuat fondasi perbankan syariah serta mempermudah mobilitas dana umat di seluruh dunia.
Fadlul menekankan bahwa partisipasi BPKH dalam forum tersebut menjadi bukti nyata bahwa dana haji yang dikelola BPKH tidak hanya terjamin keamanannya, tetapi juga dialokasikan secara produktif dan memberikan dampak positif. “Partisipasi BPKH di forum ini menunjukkan bahwa dana umat yang kami kelola tidak hanya aman, tetapi juga produktif dan berdampak,” ujar Fadlul.
Lebih lanjut, Fadlul menyampaikan apresiasinya kepada para pelaku pasar yang hadir dalam forum tersebut, yang telah memberikan berbagai pandangan berharga bagi BPKH dalam upaya meningkatkan nilai manfaat dana haji.
Dia juga menyoroti peran strategis BPKH Limited, anak perusahaan BPKH, sebagai representasi kolaborasi yang perlu terus dikembangkan untuk mengoptimalkan pengelolaan dana haji.
“Insyaallah hadirnya BPKH di forum ini dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk berkolaborasi dan berintegrasi dengan seluruh pelaku pasar, baik institusi syariah dunia maupun industri keuangan secara global pada seluruh dunia,” kata Fadlul.
Sejalan dengan itu, Fadlul memastikan bahwa BPKH akan terus berinovasi dalam pengelolaan keuangan haji dengan berpegang pada prinsip-prinsip syariah, transparansi, dan akuntabilitas. Tak hanya itu, BPKH juga terbuka untuk menjalin berbagai peluang kerja sama strategis dengan berbagai pihak di tingkat internasional.