Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk., tengah menjajaki pinjaman dari tiga lembaga internasional senilai US$1,5 miliar atau Rp19,5 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS) untuk membiayai program satu juta rumah yang digalakkan pemerintah.
Pemerintah, dalam hal ini Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementrian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat, akan mengeluarkan jaminan atas pinjaman tersebut.
Maurin Sitorus, Plt. Dirjen Pembiayaan Perumahan, mengatakan pinjaman untuk pendanaan program satu juta rumah akan dialihkan ke BTN. "BTN akan kaji dulu karena ini menyangkut risiko kurs," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (23/3/2015).
Dia menekankan, pinjaman berasal dari International Finance Corporation (IFC), Bank Dunia, dan Asian Development Bank (ADB). Maurin mengatakan, setiap lembaga telah berkomitmen untuk memberikan pinjaman sebesar US$500 juta sehingga total pinjaman yang akan didapat BTN mencapai US$1,5 miliar dengan jangka waktu 10-15 tahun.
Namun, menurut Maurin, jumlah ini masih menunggu finalisasi dari masing-masing calon kreditur sehingga kepastian jumlah pinjaman masih belum ditentukan.
Iman Nugroho Soeko, Direktur Treasury & Asset Management BTN, mengatakan perseroan telah mendapat informasi terkait dengan jumlah pinjaman yang akan didapat. Namun, dia menekankan, potensi pendanaan tersebut perlu ditindaklanjuti secara bilateral dengan masing-masing calon kreditur.