Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Perbankan Syariah Sumut pada Awal Tahun Lesu

Kinerja pembiayaan perbankan syariah di Sumatra Utara pada awal tahun ini melesu. Berdasarkan data Bank Indonesia perwakilan Sumut, pembiayaan per Januari 2015 justru menurun secara year on year 0,6% dan month to month 1,98% atau hanya Rp7,43 triliun.
Kendati pembiayaan menurun pada awal tahun ini, total aset perbankan syariah di Sumut meningkat tipis 0,59% dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,04%. /Bisnis.com
Kendati pembiayaan menurun pada awal tahun ini, total aset perbankan syariah di Sumut meningkat tipis 0,59% dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,04%. /Bisnis.com

Bisnis.com, MEDAN - Kinerja pembiayaan perbankan syariah di Sumatra Utara pada awal tahun ini melesu. Berdasarkan data Bank Indonesia perwakilan Sumut, pembiayaan per Januari 2015 menurun secara year on year 0,6% dan month to month 1,98% atau hanya Rp7,43 triliun.

Pada akhir tahun lalu, perbankan syariah Sumut menyalurkan pembiayaan Rp7,58 triliun atau tumbuh 1,33% YoY. Kondisi ini berbanding terbalik dengan ekspansi kredit perbankan konvensional yang tumbuh 6,98% YoY pada periode yang sama.

Deputi Direktur Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 5 Sumatra Indra Yuheri mengatakan, kendati pada awal tahun pembiayaan melesu, kondisi ini tidak akan berlanjut hingga akhir tahun.

Indra menyebutkan sejak awal tahun lalu, indikator kinerja perbankan syariah, salah satunya pembiayaan, masih terkena imbas perlambatan pertumbuhan ekonomi 2014 4,81%. Oleh karena itu, pertumbuhan pada tahun lalu tak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

Namun, pada tahun ini Indra justru optimistis pembiayaan perbankan syariah di Sumut akan tumbuh 12,5% hingga 15%.

"Kami meyakini pertumbuhan perekonomian nasional dan Sumut pada tahun ini lebih baik dari tahun lalu, dengan begitu akan mendongkrak kinerja pembiayaan perbankan syariah. Kinerja perbankan syariah di Sumut memang harus terus dipacu," tutur Indra kepada Bisnis.com, Senin (13/4/2015).

Kendati demikian, Indra menekankan, perbankan syariah di Sumut harus memerhatikan kualitas pembiayaan. Pasalnya, pada akhir tahun lalu, nonperforming financing (NPF) mencapai 9,27%, jauh di atas batas maksimal dari BI sebesar 5%.

"Perbankan syariah harus mengikuti arahan dan berkoordinasi terus dengan BI, OJK, dan kebijakan pemerintah. Agar semuanya jelas akan tumbuh ke mana," tambah Indra.

Guru Besar Ilmu Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis IAIN Sumut Amiur Nuruddin mengatakan pertumbuhan kinerja perbankan syariah pada tahun ini seharusnya tak lagi terpatok pada kuantitas, tapi juga kualitas.

Menurutnya, OJK dan BI harus mengevaluasi dan mengawasi kinerja perbankan syariah di Sumut, khususnya terkait NPF dan pertumbuhan pembiayaan.

"Jangan sampai hanya mengejar pertumbuhan kuantitas, tapi melupakan kualitas dan tidak tepat sasaran. Sebaiknya, kinerja pembiayaan perbankan syariah dapat menopang penerapan ekonomi syariah di sektor riil di Sumut," ucapnya.

Selain itu, kinerja perbankan syariah seharusnya juga didukung penuh oleh kebijakan pemerintah. Dia mencontohkan praktik ekonomi syariah di Malaysia yang justru mendorong perluasan pangsa pasar perbankan syariah.

Kendati pembiayaan menurun pada awal tahun ini, total aset perbankan syariah di Sumut meningkat tipis 0,59% dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 13,04%.

Adapun, aset perbankan syariah pada Januari 2015 mencapai Rp9,52 triliun dan DPK Rp6,98 triliun. Financing deposit ratio (FDR) meningkat menjadi 106,45% dari 104,99% pada akhir tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper