Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah diminta mengalokasikan dana dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk lembaga keuangan mikro di Indonesia.
Direktur Laboratorium Manajemen dan Bisnis Unversitas Padjajaran Aldrin Herwany mengatakan lembaga keuangan mikro (LKM) mampu menggerakan dan mendorong perekonomian Indonesia.
"Di China, saat ini pertumbuhan ekonominya sangat cepat karena LKM di sana yang paling besar mendongkrak pertumbuhan ekonomi kecil," ujarnya di Bandung, seperti yang dikutip Bisnis.com, Minggu (3/5/2015).
LKM, lanjutnya, mampu menjangkau masyarakat menengah ke bawah yang tinggal di pedesaan atau kantong perkotaan dan tidak mampu dijangkau oleh kalangan perbankan.
"Perbankan tidak semuanya bisa menjangkau daerah pedesaan dan kantong-kantong kota sehingga perlu ada LKM. Pangsa pasar LKM ini sangat besar karena paling banyak masyarakat yang berada di kalangan bawah dan menengah," katanya.
Rerata, lanjut Aldrin, beberapa negara yang bottom line sangat besar pertumbuhan ekonomi berasal dari LKM.
"Kalau masyarakat bawah susah memperoleh akses pinjaman jangan harap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bagus," ucapnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah mau memberikan alokasi dana dalam APBN untuk LKM. Pasalnya, LKM saat ini sangat kesulitan dalam hal modal
"Buat pos anggaran di APBN untuk LKM. Buat payung hukumnya. APBN dari dulu sampai sekarang tidak ada perubahan tapi anggarannya tiap tahun naik. Kasih dong ke LKM tapi jangan bentuk hibah," tuturnya.
Dia menambahkan banyak LKM yang meminjam dana dari perbankan untuk bisnis mereka sehingga bunga pinjaman yang diberikan ke masyarakat pun juga turut tinggi.
"Bunga bank tinggi sehingga LKM pun ngasih pinjaman ke masyarakat dengan bunga tinggi di atas bank. Enggak mungkin ngasi pinjaman dengan bunga yang rendah dibawah bank," ujar Aldrin.