Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian BUMN mengusulkan BUMN yang bakal menerbitkan obligasi senilai total Rp50 triliun pada Agustus-September 2015 guna mendanai proyek tol Trans Sumatera agar membentuk pool (kelompok) penerbit.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku condong agar BUMN membentuk pool karena proyek jalan bebas hambatan di Sumatra bagian Selatan tersebut juga bakal digarap oleh konsorsium perusahaan konstruksi pelat merah.
“Sekarang kita sedang lihat apakah akan menjadi di pool, jadi satu, atau kemudian menerbitkan sendiri-sendiri. Sekarang masih direstrukrisasi di Bahana [Securities],” katanya di Kementerian BUMN, Kamis (7/4/2015).
Obligasi tersebut rencananya bakal diserap oleh 2 lembaga keuangan asal China, International Commercial and Bank of China dan China Development Bank. Dua lembaga itu telah berkomitmen menyediakan fasilitas pinjaman kepada BUMN senilai US$50 miliar.
Rini mengatakan proyek tersebut digarap oleh konsorsium karena pemerintah ingin jalan tol Trans Sumatera segera rampung. Pemerintah menargetkan dapat menyelesaikan proyek tersebut pada Juni 2018 atau bersamaan dengan digelarnya Asian Games.
Mega proyek infrastruktur itu rencananya bakal digarap oleh sejumlah BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Namun, kepastian mengenai pembentukan konsorsium itu juga menunggu revisi Peraturan Presiden No.100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera oleh Presiden Jokowi.
Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan revisi peraturan yang menjadi dasar hukum proyek tersebut sedang dalam proses perampungan. “Sebentar lagi selesai,” katanya.
Berdasarkan Peraturan Presiden yang sekarang masih berlaku, Hutama Karya ditugaskan oleh pemerintah untuk membangun empat ruas tol Trans Sumatera yang menjadi prioritas. Namun, rencananya, proyek itu juga digarap oleh BUMN konstruksi lainnya.