Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak memaksakan bank-bank nasional untuk menjadi menjadi Qualified Asean Bank (QAB).
Untuk diketahui, QAB merupakan bagian dari kesepakatan antara otoritas keuangan di Asean dalam Asean Banking Integration Framework (ABIF).
Adanya ABIF untuk menjunjung azas resiprokal dimana bank yang masuk kategori QAB bisa masuk ke sembilan negara Asean dan diperlakukan sebagai bank domestik di negara bersangkutan.
Dengan ABIF ini pula, bank-bank lokal Indonesia yang ingin membuka cabang di luar negeri pun tidak kesulitan dalam memperoleh izin baik menambah jumlah kantor cabang maupun ikut akses dalam jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) di negara bersangkutan.
"Kami, pihak regulator (BI dan OJK) hanya sebatas menghimbau bank-bank agar menjadi QAB setelah adanya kesepakatan ABIF. Kami hanya menyiapkan frameworknya saja agar mereka mudah untuk membuka cabang dan diperlakukan seperti bank domestik di negar luar.Ini kembali ke masing-masing bank, apakah siap ekspansi atau tidak," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan I Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulya Siregar menuturkan untuk menjadi QAB butuh kesiapan dari masing-masing bank.
Hingga saat ini belum ada kalangan yang perbankan yang ingin menjadi QAB meskipun ada berberapa bank yang memiliki kualitfikasi menjadi QAB.
"Kami tidak bisa memaksakan bank untuk mengajukan diri QAB karena ini harus ada perhitungan bisnis masing-masing bank untuk ekspansi ke luar. Nanti kalau mereka rugi, kami yang disalahkan karena memaksa jadi QAB. Jadi harus dengan kesadaran sendiri," katanya.
Dia menambahkan untuk bisa masuk dalam kategori QAB, harus memenuhi beberapa persyaratan yakni permodalan yang kuat dan sehat, market share besar, bank tersebut asli Indonesia, dan memenuhi syarat prudential dari host country.
"Ini tidak harus bank BUKU IV, yang penting syaratnya terpenuhi. Ajukan dulu ke kami, nanti kami yang lihat. Kami sudah susah payah menyepakati ABIF. Jangan disia-siakan," ucap Mulya.