Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Melambat, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Kredit Tahun Ini

Bank Indonesia berencana merevisi proyeksi pertumbuhan kredit melihat kondisi perekonomian dan pertumbuhan penyaluran kredit yang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia berencana merevisi proyeksi pertumbuhan kredit mengingat kondisi perekonomian dan pertumbuhan penyaluran kredit yang belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan pertumbuhan kredit berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 4,7% atau lebih rendah dibandingkan akhir tahun yang sebesar 5,02%.

"Tentu akan ada revisi [pertumbuhan kredit] karena kami kan sudah merevisi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kredit saya pikir mengikuti pertumbuhan ekonomi yang melambat," ujarnya di Jakarta, Jumat (5/6/2015).

Sebelumnya, BI telah merevisi pertumbuhan ekonomi Nasional dari 5,4% menjadi 5,1% secara tahunan hingga akhir tahun. Adapun untuk kuartal II, III, dan kuartal akhir masing-masing 4,9%, 5,3%, dan 5,4%. Untuk proyeksi pertumbuhan kredit BI memperkirakan sebesar 15% hingga 17%.

Halim menuturkan besaran pertumbuhan kredit setelah revisi belum ditentukan karena masih menunggu bank-bank memasukkan revisi rencana bisnis mereka. "Belum ditentukan, nanti kami tunggu dulu revisi bisnis bank di semester II," ucapnya.

Adapun berdasarkan Analisis Perkembangan Uang Beredar (M2) April 2015 yang dikeluarkan Bank Sentral, kredit yang disalurkan perbankan tercatat senilai Rp3.747,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,3% year on year. Pertumbuhan ini lebih renda dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 11,1% secara tahunan.

Halim menjelaskan Bank Sentral mencoba meneliti sumber penyebab perlambatan kredit. Hasil penelitian BI menunjukkan perlambatan ini dipacu oleh faktor eksternal, yakni turunnya permintaan ekspor yang cukup tajam, terutama di daerah penghasil barang-barang ekspor seperti Kalimantan dan Sumatera.

Untuk menstimulus pertumbuhan kredit tahun ini, BI berencana untuk merelaksasi kebijakan makroprudensial, yakni pelonggaran aturanloan to value untuk menggenjot kredit di sektor properti dan kendaraan bermotor.

"Kami juga memantau sektor-sektor mana yang bisa didorong karena kalau hanya kebijakan moneter sendiri tidak mampu mendorong kredit. Kami juga berharap pemerintah sesegera mungkin melaksanakan rencana program-program yang penting, terutama infrastruktur dan ekonomi duni di semester II membaik," ujarnya. []

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper