Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2015, Kendaraan Bekas Topang Pembiayaan

Sejumlah multifinance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan bekas di tengah menurunnya penjualan industri mobil baru sepanjang semester I/2015.
Adira Finance. /Bisnis.com
Adira Finance. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah multifinance mencatatkan pertumbuhan pembiayaan kendaraan bekas di tengah menurunnya penjualan industri mobil baru sepanjang semester I/2015.

Hafid Hadeli, Direktur Marketing PT Adira Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance), menyatakan pembiayaan mobil baru dan motor baru turun masing-masing 20% dan 23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sepanjang semester I/2015.

Sebaliknya, pembiayaan mobil bekas dan motor bekas mampu naik masing-masing 2% dan 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Komposisi itu berdasarkan pembiayaan sebesar Rp15 triliun yang disalurkan Adira hingga semester I/2015.

Secara keseluruhan, Hafid memerinci pembiayaan baru motor masih berkontribusi sebesar 57,3% atau Rp8,6 triliun sedangkan mobil 42,7% atau Rp6,4 triliun sepanjang semester I/2015.

"Melihat ini, sampai akhir tahun kami akan mengutamakan kendaraan bekas dan terus melihat potensi di segmen passanger [mobil penumpang]," katanya seperti dikutip Bisnis, Rabu (8/7/2015).

Pasalnya, mobil penumpang masih terus diminati masyarakat ketimbang mobil komersial, terutama di sektor pertambangan yang sedang tertekan. Untuk mobil segmen penumpang, Hafid menargetkan dapat mencapai 35% sampai akhir tahun dari total 30% saat ini.

Sampai akhir tahun, Hafid menargetkan pembiayaan mobil dapat mencapai dua kali lipat yakni Rp12,8 triliun dengan mengandalkan segmen bekas. Sebagai catatan, Adira Finance masih menargetkan bisnis pembiayaan hingga Rp35 triliun sampai akhir tahun.

Terkait penurunan DP minimal, Hafid memperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pembiayaan mobil baru. Pasalnya, dia mengatakan daya beli masyarakat masih lemah sehingga tidak akan berpengaruh banyak terhadap bisnis Adira.

“Ditambah segmentasi kami itu pembiayaan mobil yang low, dari passanger 30% selama ini 25% yang kami salurkan itu low car, seperti low cost green car, avanza,” ujarnya.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan baru saja menerbitkan beleid baru tentang perubahan uang muka kendaraan bermotor untuk perusahaan pembiayaan. Uang muka pembiayaan jenis konvensional turun 5% dibandingkan aturan lama apabila perusahaan memiliki rasio pembiayaan bermasalah kurang atau sama dengan 5%.

Tidak Terpengaruh

Di hubungi terpisah, Krisdianto Soedarmono, Head of Sales and Marketing PT Al- Ijarah Indonesia Finance (Alif Cicilan Syariah), mengatakan pembiayaan sepajang juni mencapai Rp350 miliar atau meleset dari target Rp400 miliar pada semester I/2015.

Dari jumlah itu, kontribusi kendaraan bekas mencapai 87% sedangkan kendaraan baru 13%. Jumlah kendaraan bekas ini terus tumbuh dari sebelumnya hanya 78%.

“Dari jumlah itu, porsi mobil bekasnya di kisaran 60% sampai semester I/2015 ini,” katanya kepada Bisnis.

Sampai akhir tahun, dia memperkirakan komposisi kendaraan bekas akan turun menjadi 70% namun nilai pembiayaan akan terus naik. Pasalnya, pihaknya menargetkan porsi pembiayaan UMKM mencapai 10-15% sampai akhir tahun.

Sampai akhir tahun, Krisdianto mengatakan pihaknya masih optimistis pembiayaan mencapai Rp1 triliun dengan menggenjot kerjasama di berbagai komunitas. "Sementara untuk penurunan DP ini kami lihat belum akan berpengaruh terlalu banyak ya,” katanya.[]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper