Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Baru Adira Finance (ADMF) Capai Rp10,3 Triliun hingga April 2025

Adira Finance mencatat kontribusi terbesar pembiayaan dalam periode ini berasal dari segmen otomotif yang mencapai 71% bisnis.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Adira Finance di Jakarta, Senin (4/3/2024). Bisnis/Abdurachman
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Adira Finance di Jakarta, Senin (4/3/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) alias Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp10,3 triliun hingga April 2025.

Sylvanus Gani, Chief Financial Officer Adira Finance mengatakan kontribusi terbesar pembiayaan dalam periode ini masih berasal dari segmen otomotif, yang menyumbang 71% dari total pembiayaan tersebut. Sementara sisanya berasal dari segmen non-otomotif.

“Hingga April 2025, penyaluran pembiayaan baru tercatat sebesar Rp10,3 triliun, di mana kontribusi terbesar masih didominasi oleh segmen otomotif sebesar 71%, dan sisanya merupakan segmen non-otomotif,” kata Gani kepada Bisnis, Selasa (13/5/2025).

Meski demikian, Gani mengakui bahwa angka tersebut menunjukkan adanya koreksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh perlambatan industri otomotif yang masih berlangsung hingga saat ini.

“Terdapat koreksi dari penyaluran pembiayaan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu seiring dengan kondisi industri otomotif yang saat ini masih melambat,” lanjutnya.

Dia menyebut kondisi ekonomi yang menantang turut memengaruhi performa penyaluran pembiayaan, terutama di segmen otomotif. Suku bunga yang masih tinggi serta melemahnya daya beli masyarakat juga menjadi faktor utama.

Meski demikian, Adira Finance tetap optimistis dengan kinerja ke depan. Perusahaan menargetkan peningkatan penyaluran pembiayaan baru secara keseluruhan untuk tahun 2025, meski dalam kisaran pertumbuhan yang rendah (low single digit).

“Namun demikian, Adira Finance akan terus menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk terus meningkatkan kinerja Perusahaan pada kuartal-kuartal berikutnya dan mencapai target keuangan sepanjang tahun 2025,” jelas Gani.

Dia juga mengungkapkan sejumlah inisiatif strategis yang akan dijalankan perusahaan meliputi optimalisasi jaringan distribusi, khususnya di wilayah potensial luar Jawa, peningkatan proses dan layanan untuk memperkuat retensi konsumen, serta penguatan sinergi dengan grup usaha untuk memperluas penetrasi pasar.

“Adira Finance juga akan melakukan ekspansi ke bisnis non-otomotif seperti pembiayaan multiguna dan alat berat, menawarkan produk kompetitif untuk segmen bankable, dan terus mengembangkan digitalisasi di dalam Perusahaan dan ekosistem untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional,” tandas Gani.

Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan multifinance terus menunjukkan tren melambat dalam tiga bulan pertama 2025. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan multifinance mencapai Rp510,97 triliun per Maret 2025, tumbuh 4,6% secara tahunan (year on year/YoY).

Angka ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Februari 2025 yang sebesar 5,92% YoY dan Januari 2025 yang masih mencatatkan kenaikan 6,04% YoY. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, mengatakan pertumbuhan masih didukung pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 11,07% YoY.

“Selain itu, profil risiko multifinance masih terjaga dengan rasio NPF [Non Performing Financing] gross tercatat turun menjadi 2,71 persen, pada Februari 2025 yakni 2,87%,” kata Agusman dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan April 2025, Jumat (9/5/2025).

Agusman menambahkan NPF net berada pada kisaran 0,80%, di mana turun dibandingkan Februari 2025 yakni 0,92%. Sementara, gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,26 kali per Maret 2025, di mana Februari 2025 yakni 2,20 kali.

“Berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali,” kata Agusman.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper