Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk mencatatkan penyaluran kredit selama semester I/2015 sebesar Rp347,1 triliun, atau hanya tumbuh 8% (y-o-y) dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp321,64 triliun.
"Raihan outstanding portofolio kredit ini didorong oleh penyaluran kredit konsumer dan komersial serta usaha kecil menengah," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Rabu (29/7)
Kredit konsumer tercatat mengalami pertumbuhan 9,2%(y-o-y) menjadi Rp96,4 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp88,28 triliun. "Portofolio kredit pemilikan rumah (KPR) naik 7,7% (y-o-y) menjadi Rp56,9 triliun, kredit kendaraan bermotor (KKB) masing-masing naik 11,6% (y-o-y) menjadi Rp30,5 triliun,"
Untuk penyaluran kredit ke sektor korporasi mengalami peningkatan 6,4% (y-o-y) dari Rp106.4 triliun menjadi Rp113,18 triliun. Penyaluran kredit untuk sektor komersial dan Small Medium Enterprise (SME) juga mengalami peningkatan sebesar 8,3% menjadi Rp137,56 dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp126,96 triliun.
Sementara itu, posisi outstanding kartu kredit juga mengalami peningkatan sebesar 10,5% menjadi Rp9 triliun. "Brand awareness yang tinggi dan cakupan jaringan EDC yang luas terus mendukung bisnis kartu kredit BCA," kata Jahja.
Dia menambahkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BCA per Juni 2015 sebesar 0,7%, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang 0,5%.
Untuk NPL net per Juni 2015 tetap berada di 0,2%. Rasio cadangan kerugian kredit sebesar 292,7% atau turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang 368,1%.
Dia menuturkan program belanja pemerintah akan memberikan dorongan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan akhirnya akan mendukung kinerja sektor perbankan dalam jangka menengah dan jangka panjang.
"Untuk menangkap peluang pada saat perekonomian Indonesia membaik, BCA terus memperkuat kemampuannya dalam perbankan transaksi seraya mempertahankan penyaluran kredit yang berkualitas dan membangun sinergi dengan entitas anak dalam menyediakan layanan keuangan yang komprehensif," tutur Jahja.