Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN KREDIT 2015: Juli 2015 Masih Stagnan

Bank Indonesia menyebut pertumbuhan kredit pada Juli 2015 masih stagnan atau berada di posisi yang setara kenaikan pinjaman pada bulan sebelumnya, disumbang oleh belum membaiknya pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis
Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia menyebut pertumbuhan kredit pada Juli 2015 masih stagnan atau berada di posisi yang setara kenaikan pinjaman pada bulan sebelumnya, disumbang belum membaiknya pertumbuhan ekonomi.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Yati Kurniati mengatakan pada Juni 2015, pertumbuhan kredit tercatat di posisi 10,4% secara tahunan (year-on-year/y-o-y). “Dari data mingguan, kami lihat pertumbuhan kredit di Juli masih sama,” ujar Yati di Jakarta, pekan lalu.

Kredit produktif, lanjut Yati, masih menjadi penyumbang terbesar kenaikan pinjaman perbankan secara nasional. Hingga akhir tahun nanti, menurutnya, tren ini masih akan berlanjut.

Kendati mencatatkan pertumbuhan kredit di bawah target, Yati menyebutkan bank sentral tetap meyakini pinjaman secara nasional akan tumbuh sebesar 11%-13%. “Kami lihat itu angka yang mampu dicapai bank di tengah perlambatan ini.”

Dengan target pertumbuhan kredit tersebut, menurut Yati, rasio kredit bermasalah di industri perbankan diyakini tak akan mencapai 3%. Sebab, bank sentral bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap berupaya agar pertumbuhan pinjaman di bank tak menimbulkan risiko baru.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ryan Kiryanto memproyeksikan pertumbuhan kredit pada akhir tahun ini tak akan menyentuh posisi di atas 11% secara y-o-y. Sebab, kata dia, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal II/2015 pun hanya tercatat di posisi 4,67%.

“Sampai  akhir tahun ini hanya 10%-11% prediksi saya,” tutur Ryan.

Untuk menggenjot kredit, Ryan menuturkan satu-satunya mesin yang dapat mendorong pertumbuhan yakni penyerapan anggaran pemerintah. Sebab, di kondisi seperti saat ini, dengan penyerapan anggaran pemerintah mampu meningkatkan daya beli masyarakat yang kemudian berdampak pada peningkatan ekonomi.

Sementara itu, data Uang Beredar (M2) yang dipublikasikan BI menunjukkan hingga Juni 2015, pertumbuhan likuiditas kembali mengalami perlambatan. Pada bulan keenam tahun ini, posisi M2 tumbuh sebesar 13% y-o-y atau melambat dari 13,4% y-o-y pada Mei 2015. Perlambatan tersebut dipengaruhi melambatnya ekspansi keuangan pemerintah pusat dan pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan.

Bank sentral mencatat pada Juni 2015, ekspansi keuangan pemerintah pusat mengalami perlambatan yang tercermin dari turunnya pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat dari 25,6% y-o-y menjadi 25,5% y-o-y. Adapun, kredit yang disalurkan kalangan bank hanya tumbuh 10,2% y-o-y menjadi Rp3.863,9 triliun pada Juni 2015 atau melambat dari bulan sebelumnya sebesar 10,3% y-o-y.

Perlambatan kredit paling dalam terjadi di kredit investasi yang hanya tumbuh 10,1% y-o-y pada Juni 2015 atau lebih rendah dibanding kenaikan bulan sebelumnya sebesar 11,1% y-o-y. Melambatnya kredit investasi itu, tulis bank sentral, disebabkan pelemahan penyaluran pinjaman ke sektor pengolahan dan perdagangan, hotel serta restoran.

Menurut bank sentral, selain di segmen kredit investasi, perlambatan pertumbuhan kredit juga terjadi di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta properti yang naik masing-masing sebesar 9,2% dan 14,1% y-o-y pada Juni 2015. Posisi tersebut melambat dibanding kenaikan pada Mei 2015 sebesar masing-masing 9,3% dan 14,6% y-o-y.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper