Bisnis.com, MAMUJU - Direksi PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sukses memperbaiki kinerja keuangan perseroan setelah selama semester pertama tahun ini menekan kerugian hingga hanya sebesar Rp53 miliar.
Pencapaian itu sudah jauh lebih membaik dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu yang mencatat kerugian Rp147 miliar.
"Itu berdasarkan laporan keuangan yang belum diaudit (unaudited). Melalui berbagai upaya pembenahan dan penerapan strategi baru, diharapkan nilai kerugian bisa lebih ditekan lagi dan target pendapatan Rp4,6 Triliun bisa tercapai," kata Dirut PT RNI B.Didik Prasetyo di sela-sela kegiatan BUMN Berbagi Untuk Negeri di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, hari ini (16/8/2015).
Dia mengemukakan salah satu strategi yang akan dilakukan perseroan untuk mencapai hasil tersebut adalah RNI akan kembali ke khittahnya sebagai perusahaan induk yang memfokuskan diri kepada kegiatan investasi (investment holding).
"Jadi tidak lagi terjun langsung mengurusi urusan operasional anak usaha, tugas RNI semata hanya melakukan supervisi agar kinerja anak usaha bisa meningkat dengan memberikan keuntungan maksimal kepada perusahaan induk," ujarnya.
Strategi lain yang akan ditempuh RNI adalah melakukan kaji ulang terhadap sejumlah usaha diantaranya gerai minimarket Waroeng Rajawali yang sejauh ini masih membebani keuangan perusahaan.
"Sambil menanti selesainya kaji ulang, ekspansi Waroeng Rajawali akan ditunda dulu".
Saat ini RNI tercatat memiliki 63 toko Waroeng Rajawali yang tersebar di beberapa kota besar di Tanah Air al. Jabodatabek, Surabaya, Medan, Makassar, Bali.
RNI merupakan BUMN yang fokus bergerak di empat bidang usaha yakni agro industri, farmasi dan alat kesehatan, perdagangan dan distribusi serta properti. Sebagai perusahaan induk, RNI sudah memiliki 13 anak perusahaan.