Bisnis.com, MANADO--Animo pemerintah kabupaten/kota di Sulawesi Utara untuk menyuntikkan tambahan modal bagi PT Bank Sulut Gorontalo terus menguat.
Beberapa pemimpin kabupaten/kota di Sulut yang merupakan pemegang saham Bank Sulutgo, misalnya Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) James Sumendap berencana menambah penyertaan modal hingga Rp10 miliar pada tahun depan.
"Semua sudah direncanakan, tinggal menunggu izin legislator daerah," katanya di Manado, Rabu (16/9/2015).
Tak mau kalah, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) dan Kabupaten Sitaro juga telah menganggarkan penyuntikan modal ke Bank Sulutgo masing-masing Rp20 miliar dan Rp5 miliar.
Khusus untuk kawasan Boltim, rencana penambahan modal tersebut sudah mendapatkan restu DPRD. "Tetapi, karena ada amanat lain terkait pemilihan kepala daerah tahun ini, rencana penyuntikan modal digeser tahun depan," ucap Bupati Boltim Sehan Landjar.
Di lain pihak, Bupati Sitaro Toni Supit mengatakan pihaknya telah melakukan penambahan modal senilai Rp3 miliar pada kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk tahun ini, Kabupaten Sitaro bakal menyuntikkan modal ke Bank Sulutgo hingga Rp5 miliar.
Sebagaimana diketahui, pemegang saham Bank Sulutgo antara lain Pemerintah Provinsi Sulut 35,21%, Pemerintah Provinsi Gorontalo 3,64%, PT Mega Corpora 24,77%, dan Koperasi Karyawan PT. Bank Sulut 4,89%. Sisanya, dipegang oleh 15 kabupaten/kota di Sulut, dan empat kabupaten/kota di Gorontalo.
Penambahan modal itu dilakukan untuk mendukung target Bank Sulutgo menjadi bank dengan modal disetor minimal Rp1 triliun dan masuk ke dalam kategori banl buku dua.
"Bank Sulutgo ini kan kebanggan Sulut dan Gorontalo. Dengan penambahan modal ini, kami berharap dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme perseroan," jelasnya.
Tidak hanya itu, dirinya juga berharap Bank Sulutgo terus memacu jumlah kredit produktifnya ketimbang konsumsinya. Kenyataan itu diamini oleh Direktur Utama Bank Sulutgo Johanis Ch. Salibana bahwa proporsi kredit perseroannya masih didominasi oleh sektor konsumsi.
"Untuk saat ini, memang begitu keadaannya. Nanti, proporsi kredit produktif akan segera digenjot," tambahnya.
Hingga saat ini, rasio kredit produktif baru mencapai 10%, sedangkan selebihnya sekitar 90% dikuasai oleh sektor konsumsi.