Bisnis.com, MANADO--PT Bank Sulut Gorontalo (Bank Sulutgo) membukukan laba bersih senilai Rp71,519 miliar, atau turun 11,75% sepanjang semester I/2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Sulutgo (audited) yang dikutip Bisnis.com, Kamis (1/10/2015), penurunan laba bersih tersebut diakibatkan kenaikan beban non bunga hingga 10,73% menjadi Rp266,445 selama Januari-Juni 2015.
Adapun, yang paling kentara adalah pertumbuhan beban tenaga kerja menjadi Rp143,053 miliar atau naik 17,7% dari realisasi beban tenaga kerja pada Januari-Juni 2014. Sebaliknya, kenaikan pendapatan bunga sebesar Rp392,647 miliar tidak mampu mengkompensasi lonjakan beban tersebut.
"Tahun ini memang sedikit menantang karena daya beli masyarakat melambat akibat ketidakstabilan ekonomi nasional. Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus menggenjot dana-dana murah dan memperkecil dana-dana jangka pendek,” kata Direktur Utama Bank Sulut Johanis Ch. Salibana di Manado.
Dari sisi pendanaan, Bank Sulutgo berhasil meraup dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp10,63 triliun. Capaian tersebut tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan realisasi DPK pada semester I/2015 yakni Rp8,212. miliar
Menurutnya, pendanaan Bank Sulutgo lebih banyak didapat di area Sulut dan Gorontalo yaitu 60%, sedangkan sisanya 40% dihimpun dari Pulau Jawa. Meskipun demikian, rasio loan to deposit (LDR) cukup tinggi yakni 77,12%. Artinya, porsi kredit masih mendominasi dibandingkan simpanan.
Masih mengutip laporan keuangannya, total aset Bank Sulutgo terpompa menjadi Rp12,4 triliun dari sebelumnya Rp10,715 triliun. Selain itu, rasio kredit bermasalah meluncur turun menjadi 0,77% dari 1,89%.