Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mencairkan penyertaan modal daerah untuk Bank Nagari alias PT BPD Sumatra Barat senilai Rp70 miliar untuk pengembangan bisnis dan penguatan modal perseroan.
Ali Asmar, Sekretaris Daerah Pemprov Sumbar, menyebutkan proses pencairan tengah dilakukan dan ditargetkan tuntas pada pengujung tahun ini.
“Lagi proses pencairan. Totalnya termasuk tahap pertama mencapai Rp70 miliar,” katanya kepada Bisnis, Jumat (16/10/2015).
Dia menyebutkan penyertaan modal daerah itu penting untuk meningkatkan kinerja Bank Nagari, yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemprov Sumbar. Namun, Ali megakui pemda tidak mampu menyertakan modal dalam jumlah besar seperti BPD lainnya karena keterbatasan anggaran.
Meski begitu dia menjanjikan pemerintah daerah tetap memprioritaskan peningkatan permodalan Bank Nagari di tahun-tahun berikutnya.
Adapun, sesuai pagu anggaran pemerintah daerah, BUMD yang mendapatkan suntikan modal melalui APBD Sumbar 2015 hanya Bank Nagari sebesar Rp45 miliar dan PT Grafika Sumbar Rp2,5 miliar.
Penyertaan modal tersebut belum termasuk yang disetujui melalui APBD perubahan. Sedangkan beberapa BUMD lainnya tidak menerima suntikan modal karena dinilai tidak optimal dan manajamen yang bermasalah.
Untuk diketahui, Pemprov Sumbar menguasai 30% saham Bank Nagari. Sisanya dimiliki pemda 19 kabupaten dan kota di daerah tersebut.
Sebelumnya, manajemen Bank Nagari mengajukan tambahan modal Rp325 miliar kepada pemegang saham melalui APBD Perubahan 2015 untuk pengembangan bisnis.
Direktur Pemasaran Bank Nagari Indra Wediana menyebutkan pengajuan tambahan modal itu, digunakan untuk memperluas jangkauan pembiayaan dan penghimpunan dana murah.
Apalagi, sepanjang paruh pertama tahun ini, kinerja bank milik pemda Sumbar itu masih jauh dari memuaskan, sehingga manajemen mengajukan revisi turun Rencana Bisnis Bank (RBB) ke level 11,5%.