Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Oktober Deflasi, BI Sebut Stabilitas Harga Terkendali

Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Andiwiana mengatakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4% dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah.
Bank Indonesia/JIBI
Bank Indonesia/JIBI
Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia meyakini inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4%.
 
Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Andiwiana mengatakan inflasi untuk keseluruhan tahun 2015 akan berada di bawah titik tengah sasaran 4% dengan dukungan penguatan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah.
 
Indeks Harga konsumen (IHK) pada Oktober 2015 mengalami deflasi sebesar 0,08% (m-t-m), berbeda dari historisnya yang mencatat inflasi.
 
"Realisasi IHK Oktober 2015 tersebut tidak jauh berbeda dari perkiraan Bank Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (2/11/2015).
 
Dia menuturkan realisasi IHK pada Oktober bersumber dari deflasi pada kelompok bahan makanan bergejolak (volatile food), yang dipengaruhi terutama oleh koreksi harga aneka daging dan aneka cabai yang masih berlanjut pada bulan Oktober 2015.
 
Dengan demikian, inflasi IHK sejak Oktober 2014 hingga Oktober 2015 (y-o-y) mencapai 6,25% (y-o-y), sementara inflasi Januari-Oktober 2015 (y-t-d) tercatat sebesar 2,16% (y-o-y).
 
"Deflasi pada kelompok volatile food mencapai 1,22% (m-t-m) yang merupakan deflasi terbesar pada bulan Oktober selama lima tahun terakhir," ucap Andiwiana.
 
Sementara itu, secara tahunan inflasi volatile food tercatat sebesar 6,95% (y-o-y).
 
Menurutnya, deflasi bulan Oktober terutama bersumber dari masih berlangsungnya deflasi daging ayam, daging sapi, serta aneka cabai.
 
Selain itu, inflasi inti dan inflasi administered prices bulan ini juga tergolong rendah dibandingkan historisnya.
 
Inflasi inti mencapai 0,23% (m-t-m) atau 5,02% (y-o-y) seiring dengan menguatnya rupiah, melambatnya pertumbuhan ekonomi dan terkendalinya ekspektasi inflasi.
 
Inflasi administered prices mencapai 0,03% (m-t-m) atau 9,83% (y-o-y), didorong oleh penurunan harga solar dan masih berlangsungnya dampak penurunan harga LPG 12 kg pada September lalu.
 
"Perkembangan inflasi hingga Oktober 2015 tersebut menunjukkan bahwa stabilitas harga terkendali," kata Andiwiana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper