Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional mencatat pertumbuhan pada Juni 2025. Namun, data Bank Indonesia mengungkap dinamika yang timpang yaitu lonjakan simpanan dari korporasi terjadi bersamaan dengan stagnasi, bahkan kontraksi, simpanan dari masyarakat perorangan.
Bank Indonesia melaporkan total DPK pada Juni 2025 mencapai Rp8.991 triliun, naik 6,6% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 3,8% yoy.
Kontributor utama pertumbuhan ini datang dari simpanan korporasi yang tumbuh 12,2% yoy menjadi Rp4.396,6 triliun. Peningkatan signifikan terlihat pada seluruh jenis simpanan korporasi, mulai dari giro yang tumbuh 12,9% yoy menjadi Rp2.416,5 triliun, tabungan 23,3% yoy menjadi Rp307,1 triliun, hingga simpanan berjangka 9,5% yoy atau Rp1.673,1 triliun.
Di sisi lain, simpanan dari nasabah perorangan hanya tumbuh 1,2% yoy menjadi Rp4.123,4 triliun. Bahkan pada kategori simpanan berjangka, dana perorangan tercatat mengalami kontraksi 2,1% yoy.
Giro perorangan juga mengalami kontraksi 30,8% yoy atau Rp121,5 triliun. Adapun tabungan perorangan naik tipis 5,3% yoy menjadi Rp2.587 triliun.
Dari data di atas, korporasi terlihat lebih likuid dan ekspansif. Sebaliknya, stagnasi simpanan perorangan dapat mencerminkan tekanan pada daya beli dan konsumsi rumah tangga.
Baca Juga
Secara keseluruhan, jenis simpanan yang mencatat pertumbuhan tertinggi secara tahunan adalah tabungan 7,1% dan giro 8,8%, mengungguli deposito yang hanya naik 4,2%.
Kinerja DPK dari kelompok lainnya juga mencatat pertumbuhan solid 6,3% yoy menjadi Rp470,9 triliun, meski porsinya relatif kecil terhadap total simpanan.
Adapun, kenaikan DPK pada Juni 2025 terutama ditopang oleh simpanan dalam mata uang rupiah yang tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp7.635,6 triliun, naik dari Rp7.407,1 triliun pada Mei 2025.
Peningkatan terbesar terjadi pada giro rupiah yang melesat 11,2% yoy menjadi Rp2.002,7 triliun. Tabungan rupiah juga mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 6,9% yoy, mencapai Rp2.747,3 triliun.
Sementara itu, simpanan berjangka dalam rupiah tercatat tumbuh 5,4% yoy menjadi Rp2.885,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar Rp2.851,0 triliun.
Dari sisi valuta asing (valas), DPK juga mengalami penguatan, meski lebih moderat. DPK valas tumbuh 1,8% yoy menjadi Rp1.355,4 triliun pada Juni 2025. Komponen tabungan valas menunjukkan pertumbuhan paling tinggi sebesar 9,3% yoy menjadi Rp205,3 triliun. Giro valas juga tumbuh 3,1% yoy, sementara simpanan berjangka valas mengalami kontraksi 4,7% yoy.
Giro mencatatkan pertumbuhan tahunan tertinggi sebesar 8,8% yoy menjadi Rp2.804,6 triliun, disusul oleh tabungan sebesar 7,1% yoy dan simpanan berjangka sebesar 4,2% yoy menjadi Rp3.233,8 triliun.