Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah perusahaan pergadaian swasta per Mei 2025 bertambah menjadi 200 perusahaan namun pangsa pasarnya masih di bawah 5%.
Saat yang sama, bisnis gadai swasta sedang dalam tren penurunan laba. Pada kuartal I/2025, laba setelah pajak pergadaian swasta konvensional mencatatkan koreksi 47,36% year on year (YoY) menjadi Rp17,88 miliar.
Perkumpulan Perusahaan Gadai Indonesia (PPGI) melihat fenomena ini sebagai upaya pelaku usaha gadai yang sedang menyambut pasar pergadaian yang sedang tumbuh.
"Industri pergadaian masih dalam taraf pertumbuhan, sehingga masyarakat berbondong-bondong mendirikan perusahaan gadai dengan berbagai strategi untuk masuk pasar," kata Sekretaris Umum PPGI Holilul Rohman kepada Bisnis, Selasa (22/7/2025).
Menilik data, pendapatan pergadaian swasta konvensional tumbuh 24% YoY menjadi Rp355,31 miliar. Namun, di saat yang sama total bebannya juga melesat 33,34% YoY menjadi Rp335,64 miliar.
Besarnya beban tersebut menggerus keuntungan bersih yang didapat pergadaian swasta konvensional. Meski begitu, Holilul melihat besarnya beban pergadaian swasta ini merupakan sinyal pergadaian swasta sedang bergerak masif membangun fundamental bisnisnya.
Baca Juga
"Perkiraan saya, beban operasional yang tinggi karena mereka lagi ekspansi outlet, mengisi SDM-nya, peralatan kantor, pengadaan sistem, juga strategi pemasaran untuk meraih nasabah. Semua ini cost, karena perusahaan baru tumbuh dan mencari pasar," ujarnya.
Apabila pergadaian swasta konvensional mengalami penyusutan cuan, dalam kuartal I/2025 untuk pergadaian swasta syariah justru mencatat pertumbuhan laba komprehensif tahun berjalan sebesar 12,83% YoY menjadi Rp1,71 miliar. Sementara itu, total pendapatan juga tumbuh 36,43% YoY menjadi Rp6,29 miliar.
Bedanya kinerja gadai swasta konvensional dan gadai swasta syariah tersebut menurut Holilul disebabkan oleh faktor pergadaian swasta syariah yang lebih stabil karena jumlahnya tidak banyak. Gadai swasta syariah tidak seekspansif gadai swasta konvensional, sehingga bebannya juga tak terlalu besar.
Bila merujuk kinerja industri secara agregat, penyaluran pinjaman gadai per Mei 2025 tumbuh 33,23% YoY menjadi Rp103,36 triliun, dengan proporsi penyaluran pinjaman terbesar dari PT Pegadaian (Persero) yang mencapai 96,59%.
Meski jumlah pemain gadai swasta semakin banyak, di dalam ceruk pasar yang kecil tersebut Holilul masih optimis prospek bisnis gadai masih menjanjikan walaupun tidak lepas dari tantangan eksternal yang ada.
"Prospek pergadaian masih tetap baik, jumlah perusahaan baru juga bertambah, penyaluran pinjaman juga naik. Walaupun sektor keuangan pasti terpengaruh dengan daya beli dan kondisi ekonomi nasional," pungkasnya.