Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank BNI Syariah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan pemilikan rumah pada 2016 hanya bisa mencapai di atas 20% atau sama dengan pertumbuhan tahun ini meski industri properti pada tahun depan diperkirakan bakal kembali menggeliat.
Direktur Risiko dan Kepatuhan BNI Syariah, Acep Riana Jayaprawira menjelaskan BNI Syariah maupun induk perusahaannya PT Bank Negara Indonesia Tbk. memang memiliki 70% nasabah untuk pembiayaan properti.
Tahun depan, pihaknya tidak menarget pertumbuhan yang sangat tinggi mengingat kondisi perekonomian yang belum benar-benar membaik.
“Baik untuk KPR [pembiayaan perumahan], maupun pertumbuhan kinerja lainnya seperti kredit mikro dan dana pihak ketiga [DPK] pun kami hanya menargetkan sekitar 20%-an, atau setidaknya jangan sampai tumbuhnya di bawah pertumbuhan tahun ini,” katanya dalam Acara Bincang BNI Syariah dengan Media, Jumat (13/11/2015).
Adapun pada 2015, BNI Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan perumahan bisa mencapai Rp8,1 triliun.
Hingga Januari-September 2015, penyaluran pembiayaan rumah BNI Syariah sudah mencapai Rp7,8 triliun. Dibandingkan dengan capaian 2014 pada periode yang sama, yakni tercatat mencapai Rp6,1 triliun atau terjadi pertumbuhan 26,74%.
Acep mengakui, BNI Syariah cukup berat dalam mengejar target penyaluran pembiayaan rumah.
Menurutnya, BNI Syariah akan lebih berhati-hati dalam mengatur startegi pencapaian target, apalagi pembiayaan perumahan BNI Syariah lebih fokus pada rumah tapak dengan harga di bawah Rp500 juta.
“Ini memang berat, apalagi rumah dengan harga di bawah Rp500 juta sudah tidak ada untuk di kota-kota besar, dan kami pun tidak bermain di pembiayaan apartemen. Namun kami optimistis, kami terus mencari ceruknya.”