Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBIAYAAN RUMAH: BNI Syariah Patok Pertumbuhan 20% pada 2016

PT Bank BNI Syariah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan pemilikan rumah pada 2016 hanya bisa mencapai di atas 20% atau sama dengan pertumbuhan tahun ini meski industri properti pada tahun depan diperkirakan bakal kembali menggeliat.
Karyawan BNI Syariah melayani nasabah, belum lama ini. /Bisnis.com-Abdullah Azzam
Karyawan BNI Syariah melayani nasabah, belum lama ini. /Bisnis.com-Abdullah Azzam

Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank BNI Syariah memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan pemilikan rumah pada 2016 hanya bisa mencapai di atas 20% atau sama dengan pertumbuhan tahun ini meski industri properti pada tahun depan diperkirakan bakal kembali menggeliat.

Direktur Risiko dan Kepatuhan BNI Syariah, Acep Riana Jayaprawira menjelaskan BNI Syariah maupun induk perusahaannya PT Bank Negara Indonesia Tbk. memang memiliki 70% nasabah untuk pembiayaan properti.

Tahun depan, pihaknya tidak menarget pertumbuhan yang sangat tinggi mengingat kondisi perekonomian yang belum benar-benar membaik.

“Baik untuk KPR [pembiayaan perumahan], maupun pertumbuhan kinerja lainnya seperti kredit mikro dan dana pihak ketiga [DPK] pun kami hanya menargetkan sekitar 20%-an, atau setidaknya jangan sampai tumbuhnya di bawah pertumbuhan tahun ini,” katanya dalam Acara Bincang BNI Syariah dengan Media, Jumat (13/11/2015).

Adapun pada 2015, BNI Syariah menargetkan penyaluran pembiayaan perumahan bisa mencapai Rp8,1 triliun.

Hingga Januari-September 2015, penyaluran pembiayaan rumah BNI Syariah sudah mencapai Rp7,8 triliun. Dibandingkan dengan capaian 2014 pada periode yang sama, yakni tercatat mencapai Rp6,1 triliun atau terjadi pertumbuhan 26,74%.

Acep mengakui, BNI Syariah cukup berat dalam mengejar target penyaluran pembiayaan rumah.

Menurutnya, BNI Syariah akan lebih berhati-hati dalam mengatur startegi pencapaian target, apalagi pembiayaan perumahan BNI Syariah lebih fokus pada rumah tapak dengan harga di bawah Rp500 juta.

“Ini memang berat, apalagi rumah dengan harga di bawah Rp500 juta sudah tidak ada untuk di kota-kota besar, dan kami pun tidak bermain di pembiayaan apartemen. Namun kami optimistis, kami terus mencari ceruknya.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper