Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Infrastruktur Ditunda, Pembiayaan Alat Berat Makin Lesu

Penundaan kontrak sewa alat berat sampai kuartal IV/2015 membuat penyaluran pembiayaan sejumlah multifinance spesialis leasing masih tertekan sampai akhir tahun ini.
alat berat/ilustrasi
alat berat/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Penundaan kontrak sewa alat berat sampai kuartal IV/2015 membuat penyaluran pembiayaan sejumlah multifinance spesialis leasing masih tertekan sampai akhir tahun ini.

Herman Lesmana, Direktur Pemasaran PT Buana Finance Tbk., mengatakan tertundanya sejumlah proyek infrastruktur membuat banyak perusahaan klien menunda kontrak, kendati telah masuk dalam pipeline dan melakukan agreement dengan perseroan.

“Sudah approve namun mereka tidak bisa rilis tahun ini sehingga berdampak pada pembiayaan perseroan,” katanya.

Sampai Oktober 2015, emiten berkode BBLD itu meraup pembiayaan Rp1,7 triliun atau turun 15-20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir tahun, Herman memperkirakan pihaknya hanya bisa menyalurkan Rp2 triliun dari target akhir tahun ini Rp2,6 triliun.

Selain masalah infrastruktur, pembiayaan alat berat yang melesu juga dikarenakan bencana kabut asap di sejumlah wilayah penghasil kelapa sawit.

Perusahaan pembiayaan alat berat banyak yang mengganti sektor yang dibiayai, dari sektor tambang ke perkebunan sejak terbitnya regulasi tambang yang melemahkan bisnis itu.

Dalam 1 bulan yang tersisa, Herman memperkirakan perusahaan klien lebih memilih berinvestasi pada tahun depan karena akan tutup buku dan menunggu berjalannya sejumlah proyek infrastruktur.

“Saat ini, kami memilih untuk menjaga risiko kredit dengan situasi saat ini yang membuat pembiayaan bermasalah meningkat hampir mencapai 3%, dari sebelumnya 2%,” ujarnya.

Dengan penurunan pembiayaan, Herman mengatakan berdampak pada laba yang diraup perseroan. Tahun ini, pihaknya menargetkan Rp100 miliar apabila mencapai target. Namun, pihaknya memperkirakan pihaknya hanya mampu meraup laba Rp60-70 miliar sampai akhir tahun.

Saat ini, bisnis leasing mencapai 65% dari total bisnis perseroan sedangkan 35% sisanya merupakan pembiayaan konsumen. Dia mengatakan pihaknya sedang membuka peluang untuk masuk ke pembiayaan ekonomi kreatif yang konsorsiumnya baru diluncurkan.

Andi Harjono, Direktur Keuangan PT Verena Multi Finance Tbk. mengatakan perseroan mengalami perlambatan pembiayaan salah satunya diakibatkan dari outstanding pembiayaan alat berat yang turun.

Saat ini, Verena tidak membiayai segmen alat berat namun tetap melanjukan angsuran dari pembiayaan lama. Pembiayaan digeser ke segmen otomotif yang saat ini mencapai 80% dari total bisnis. “Namun dua sektor itu masih mengalami tekanan. Saat ini, sudah ada paket kebijakan namun belum cukup besar untuk menggenjot daya beli,” ujarnya.

Sampai kuartal III/2015, emiten berkode VRNA itu mencatatkan penurunan laba bersih hingga 95,4% menjadi Rp884,09 juta. Sampai akhir tahun, pihaknya memperkirakan pembiayaan akan mencapai Rp1,2 triliun atau sama dengan pembiayaan tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper