Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Ruang Pelonggaran Moneter Makin Terbuka, Ini Alasannya

Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5%. Otoritas moneter ini kembali menyebut ruang pelonggaran moneter ke depan semakin terbuka lebar.
Ilustrasi / Bisnis.com
Ilustrasi / Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 7,5%. Otoritas moneter ini kembali menyebut ruang pelonggaran moneter ke depan semakin terbuka lebar.

"Hari ini RDG (Rapat Dewan Gubernur) yang dilakukan memang bukan saja kami evaluasi kondisi ekonomi bulanan tapi juga evaluasi ekonomi secara tahunan karena akhir tahun. Kami lihat, inflasi seperti apa, CAD, global, pertumbuhan ekonomi, sektor keuangan khususnya perbankan, korporasi juga," ujar Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung di Gedung BI di Jakarta pada Kamis malam (17/12/2015).

Bank sentral, lanjutnya, meyakini inflasi pada 2015 akan berada di bawah 3% sebab berdasarkan survei terakhir pekan kedua Desember, inflasi berada di kisaran 0,5%.

Bank Indonesia juga optimistis current account deficit berada di kisaran 2%. "Dari sisi stabilitas kami lihat kondisi stabilitas makro ekonomi semakin baik dan kami semakin yakin dgn kondisi stabilitas makro," kata Juda.

Sementara itu, dari sisi global, bank sentral AS Fed Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25% hingga 0,5%.

Kenaikan tersebut, lanjutnya, tak berpengaruh pada perdagangan valuta asing dan bahkan cenderung mengalami penguatan.

"Ini jadi salah satu poin. Respons pasar global juga semua positif baik dari sisi saham atau aset keuangan yang lain sehingga kami lihat dampak The Fed ini sesuai perkiraan kami pada kondisi pasar keuangan kita masih baik. Sesuai perkiraan BI," ucapnya

Juda menambahkan BI memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate sebesar 100 basis poin, sedikit berbeda dengan perkiraan pasar yang berada di rentang 50 hingga 75 basis poin.

Perkembangan itulah yang menjadi pertimbangan BI bahwa akan ada ruang pelonggaran kebijakan moneter ke depan yang semakin terbuka dari sisi domestik dan global.

"Bentuknya apa? Tentu saja bisa secara kuantitatif atau prices atau suku bunga. Keduanya akan jadi pertimbangan pada Januari nanti. Januari kami evaluasi lagi kondisi ekonomi dan instrumen kebijakan yang akan kami keluarkan," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa meski kenaikan suku bunga The Fed sudah diprediksi dan pasar telah melakukan price in, namun bank sentral akan tetap melakukan monitor terus dampak ke pasar keuangan global dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Januari akan dievaluasi, data inflasi sudah keluar, data current account akan komplet. Januari akan kita review kembali terhadap perkembangan yang ada," kata Juda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper