Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia (BI) mengklaim peredara uang palsu di kalangan masyarakat tidak akan meningkat memasuki hari besar keagamaan seperti menjelang puasa dan Idul Fitri.
Bank sentra mencatatkan total uang palsu yang beredar di Pulau Sumatra sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebanyak 4.775 lembar. Adapun Kantor Perwakilan BI Lampung didapati sebagai provinsi yang paling banyak persebaran uang palsu di Sumatra yakni mencapai 1.602 lembar sepanjang kuartal I/2016, disusul Sumut 1.394 lembar dan Sumatra Selatan 921 lembar.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran BI Sumut Darmadi Sudibyo mengungkapkan untuk mencegah beredar uang palsu, maka pihaknya melakukan edukasi kepada masyarakat dengan mengenalkan ciri keaslian rupiah secara berkelanjut.
Di sisi lain, menjelang hari besar keagamaan seperti menjelang puasa dan Idul Fitri, Sudibyo mengklaim, tidak akan terjadi peningkatan pada kondisi tersebut. Menurutnya, pengenalan secara intens akan mengurangi peredaran uang palsu yang berpotensi menciptakan kerugian di masyarakat, terkhusus pengusaha ritel. "Pada hari besar keagamaan tidak ada potensi peningkatan," ungkapnya pada Bisnis, Rabu (27/4/2016).
Jika dibandingkan pada tahun lalu, total uang palsu yang beredar di Pulau Sumatra sebanyak 22.698 lembar uang palsu. Jumlah tersebut terbilang kecil, bila dibandingkan dengan Pulau Jawa yang mencapai 242.339 lembar uang palsu sepanjang 2015.
BI mencatat temuan uang palsu di 45 kantor perwakilan di Indonesia pada Januari 2016, Februari dan Maret (sampai minggu kedua) masing-masing sebanyak 15.578 lembar, 20.886 lembar dan 5.012 lembar. Sehingga, total uang palsu yang beredar sampai minggu kedua Maret 2016 secara nasional mencapai 41.476 lembar.