Bisnis.com, JAKARTA--Kesediaan bank-bank pelat merah mendanai proyek gas alam cairr (LNG) Tangguh Train 3 di Papua Barat salah satunya mempertimbangkan jaminan serapan produksi.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengutarakan tawaran untuk mendanai proyek Tangguh Train 3 sebetulnya sudah lama dilakukan perseroan. Proyek ini dinilai menjanjikan, salah satunya tampak dari kepastian pembeli yakni untuk mendukung program 35.000 megawatt.
“Tangguh kan produksi gasnya sudah ada yang mau beli, yakni untuk program percepatan pembangkit listrik 35.000 MW itu. Jadi bagi kami, dari segi pendapatan, proyek ini sudah jelas,” ucapnya.
Sejumlah tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) memastikan keterlibatan mereka dalam proyek tersebut. Mereka adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank-bank pelat merah itu tidak sendiri, dari dalam negeri terlibat pula PT Indonesia Infrastructuree Finane alias IIF. Total penyaluran pinjaman yang dikucurkan empat perseroan ini mencapai US$100 juta, adapun masing-masing berkontribusi sebesar US$25 juta dengan tenor 13 tahun.
Tanpa menjelaskan lebih detil, Baiquni memastikan secara perhitungan bisnis, proyek Tangguh Train 3 memenuhi skala keekonomian. Adapun manajemen resiko yang diterapkan BNI dinyatakan sama saja seperti penyaluran kredit pada umumnya.
Selain itu, BNI pun mengaku sudah melakukan simulasi perhitungan bisnis dengan mempertimbangkan pergerakan bisnis migas belakangan hari. Sejauh ini, imbuh Baiquni, kondisi yang ada tetap menguntungkan bagi bank.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan pendanaan untuk proyek LNG Tangguh Train 3 ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi bank lokal agar lebih berani berperan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas).
Selain bank lokal adapula bank-bank asing yang terlibat. Mereka adalah afiliasi Mizuho Bank, Bank of China, China Contruction Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, DBS Bank, United Overseas bank, BNP Paribas, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, Oversea-Chinese Banking Corporation, Korea Development Bank, Shinsei Bank, dan KFW Bank. Penandatanganan sisa fasilitas pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan lembaga multilateral akan dilakukan kemudian.