Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Margin Bank Bakal Tertekan

Industri perbankan akan menghadapi tekanan terhadap margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pada tahun depan. Dalam lima tahun terakhir industri perbankan berhasil menaikan NIM dari level 4% menuju 6%.
Ilustrasi/www.udku.com.au
Ilustrasi/www.udku.com.au

Bisnis.com, JAKARTA—Industri perbankan akan menghadapi tekanan terhadap margin bunga bersih (net interest margin/NIM) pada tahun depan. Dalam lima tahun terakhir industri perbankan berhasil menaikan NIM dari level 4% menuju 6%.

Tekanan terhadap margin bunga bersih pada tahun depan bisa dikompensasi bila biaya pencadangan (provisi) konsisten mencatatkan perbaikan dan perbaikan kondisi operasinal dalam jangka panjang. Pendapatan merupakan komponen yang paling sensitif terhadap tekanan NIM, sebab rasio tersebut berperan 75% pada pendapatan.

Analis BCA Sekuritas Igor Nyoman Putra menuliskan dalam  riset, tekanan terhadap NIM akan berpengaruh terhadap raihan laba. Dia memprakirakan NIM industri perbankan akan turun hingga 32 basis poin (bps) pada 2017-2018, dibandingkan dengan ekspektasi yang bisa turun 22 bps secara tahunan.

Dia mengungkapkan hal yang sering diperdebatkan oleh bank besar yakni kesulitan dalam mempertahankan atau menumbuhkan suku bunga deposito, sebab bunga deposito bank besar lebih rendah dari bank-bank kecil. Meski kelompok bank besar memiliki kekhawatiran, katanya, kondisi tersebut tidak berefek besar.

"Bunga deposito tinggi yang ditawarkan kelompok bank kecil tidak akan bertahan  jangka panjang. NIM bank-bank kecil juga akan terkuras, mereka akan kurang kompetitif dari bunga kredit," tulisnya dalam riset baru-baru ini.

Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (SPI OJK) mencatatkan rasio NIM industri perbankan pada Juli 2016 mencapai 5,59%. Sebagai pembanding, rasio NIM pada akhir 2015, 2014, 2013 dan 2012 masing-masing 5,39%, 4,23%, 4,89% dan 5,49%.

Berdasarkan bank umum kegiatan usaha (BUKU), rasio NIM pada kelompok BUKU 1 pada Juli 2016 mencapai 6,19%, BUKU 2 mencapai 5%, BUKU 3 dengan rasio 4,72% dan BUKU 4 mencatatkan NIM tertinggi dari semua kelompok yakni 6,48%.

Untuk memitigasi tekanan terhadap NIM, katanya, industri perbankan bisa menggenjot dana murah. Dia mengungkapkan akhir-akhir ini pemerintah menggenjot industri perbankan untuk menurunkan suku pinjaman, sehingga pada tahun depan sangat berpeluang terjadi penurunan bunga deposito lagi.

Equity Research Mandiri Securitas Tjandra Lienandjaja  mengatakan di tengah perlambatan permintaan kredit, margin bunga bersih bank tengah menunjukkan tren peningkatan. Dia memproyeksikan hingga akhir 2016, NIM bank akan turun sekitar 20 basis poin. 


Dalam rangka menekan NIM, OJK pun menjanjikan insentif dalam beleid terkait kegiatan usaha dan syarat dalam membuka jaringan kantor dengan menurunkan alokasi modal inti. Batas rasio NIM yang dapat memperoleh insentif adalah bank yang memiliki rasio NIM lebih rendah dari 4,5%, yang berlaku bagi semua BUKU.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper