Bisnis.com, JAKARTA — Tren penggunaan jaringan elektronik mobile banking yang naik cukup pesat, tak serta merta membuat hilangnya ketergantungan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) bank.
Direktur Digital Banking dan Technology PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rico Ushtavia Frans mengatakan tren penggunaan mobile banking untuk memenuhi kebutuhan transaksi sehari-hari hanya memungkinkan mengerem laju pertumbuhan mesin ATM ke depan.
“Melambat iya, tapi menghentikan tidak,” katanya di Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Rico menjelaskan mesin ATM masih diperlukan hingga 5 tahun ke depan. Pasalnya, saat ini transaksi menggunakan uang tunai masih mendominasi transaksi keuangan dalam negeri sebesar lebih dari 85%.
Sementara itu, jaringan transaksi elektronik lainnya, yakni internet banking, disebutkan Rico tumbuh flat. Hal ini disebabkan lebih banyak masyarakat yang menggunakan smartphone ketimbang komputer jinjing, sehingga pertumbuhan mobile banking lebih signifikan.
Saat ini, sebesar 92% transaksi perbankan di perseroan sudah melalui jaringan elektronik, sedangkan 8%-nya dilakukan melalui kantor cabang fisik bank.
Adapun, sebesar 45% transaksi perbankan nasabah Bank Mandiri dilakukan di ATM, dan sisanya menggunakan internet banking dan mobile banking.