Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agustus 2016, NPL Bank Tembus 3,2%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan memasuki Agustus 2016 masih mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan memasuki Agustus 2016 masih mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan, rasio NPL gross perbankan secara industri per Agustus 2016 sebesar 3,2%. Adapun pada Juli 2016, rasio NPLgross  perbankan tercatat sebesar 3,18%.

Menurut Muliaman, masih ada sejumlah sektor kredit yang mengalami pemburukan kualitas, seperti pertambangan dan industri yang terkait dengan pertambangan. Meski demikian, dia menilai kenaikan NPL secara gross ini tidak menjadi masalah yang besar.

“Yang terpenting adalah bank sudah membentuk pencadangan yang memadai. NPL net-nya hanya 1,4% dan terus bertahan pada 3 bulan—4 bulan terakir ini,” ujarnya usai menjadi pembicara kunci pada Indonesia Banking Human Capital Conference, Kamis (13/10/2016).

Bila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, meski NPL secara gross menunjukkan kenaikan, NPL net perbankan memang cenderung tidak berubah. Saat NPL gross perbankan pada Juli 2016 sebesar 3,18%, NPL net perbankan justru tercatat sebesar 1,5%.

Selain itu, lanjut Muliaman, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pun terus menunjukkan kenaikan. Per Agustus 2016, dia menyebut CAR perbankan sebesar 23%.

“Sampai Agustus lalu modal CAR sudah 23%, jadi tinggi sekali kapasitas absorb risiko industri keuangan nasional,” katanya.

Sementara itu, Muliaman mengatakan pertumbuhan kredit hingga Agustus 2016 masih berada di kisaran 6%—7%. Adapun pada bulan sebelumnya, pertumbuhan kredit tercatat sebesar 7,74% menjadi Rp4.130,44 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3.833,75 triliun.

Menurutnya, pertumbuhan kredit dalam rupiah masih cukup menggembirakan. “Kami berharap ini jadi lokomotif karena kemudian ini juga merefleksikan bahwa ekonomi domestik tetap berkembang,” ujarnya.

Adapun hingga akhir tahun nanti, Muliaman mengharapkan penyaluran kredit dan NPL perbankan terus mencatatkan perbaikan. Dia berharap pertumbuhan ekonomi pada dua kuartal terakhir tahun ini dapat lebih tinggi dari kuartal-kuartal sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper