Bisnis.com, JAKARTA -- Korporasi tambang milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk., tengah meninjau ulang sejumlah tambang batu bara di Kalimantan untuk diakuisisi.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Adib Ubaidillah mengatakan sejumlah tambang batu bara di Kalimantan itu akan segera masuk ke dalam tahap due diligence dalam waktu dekat ini.
Manajemen mengaku memanfaatkan situasi pasar komoditas pada saat ini untuk melakukan aksi korporasi tersebut.
“Dalam hal ini PTBA memanfaatkan momentum lesunya bisnis batu bara saat ini untuk melakukan akuisisi,” katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (30/10/2016).
Menurutnya, rencana itu merupakan bagian dari pengembangan usaha perseroan, termasuk peningkatan jumlah sumberdaya yang saat ini mencapai 8,27 miliar ton dan cadangan batubara 3,33 miliar ton.
Apabila rencana itu jadi direalisasikan maka lokasi tambang Bukit Asam akan bertambah di luar Sumatra. Pada saat ini, Bukit Asam hanya sedikit menambang di Kalimantan, salah satunya melalui anak usahanya, PT Internasional Prima Coal, di Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur
Sebagian besar tambang Bukit Asam sekarang terletak di Sumatra Selatan. Lokasi tambang itu antara lain di Tanjung Enim seluas 66.414 hektar yang masuk wilayah Kabupaten Muara Enim dan Lahat di Sumatera Selatan.
Lokasi tambang itu terdiri dari kawasan Air Laya (7.621 ha), Muara Tiga Besar (3.300 ha), Banko Barat (4.500 ha), Banko-Tengah Blok Barat (2.423 ha), Banko-Tengah Blok Timur (22.937 ha), Banjarsari, Kungkilan, Bunia, Arahan Utara, Arahan Selatan (24.751 ha).
Selain itu, lokasi tambang lainnya terletak di tambang Ombilin (2.950 ha) yang meliputi Lembah Segar dan Talawi serta tambang Peranap, Indragiri Hulu, Riau (18.230 ha). Secara keseluruhan, perseroan memiliki hak izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi dengan total area kelolaan 90.832 hektar per Desember 2015.