Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., menetapkan harga pelaksanaan hak memesan efek terlebih dulu (HMETD) atau right issue sebesar Rp525 per saham.
Sebelumnya, emiten berkode saham KRAS itu menetapkan rentang harga pelaksanaan right issue tersebut sebesar Rp500-Rp565.
Berdasarkan pengumuman yang dikutip pada Sabtu (12/11/2016), Krakatau Steel berencana menerbitkan saham baru sebanyak 3,57 miliar lembar saham atau sebesar 18,46% dari modal ditambahkan dan disetor setelah Penambahan Modal dengan HMETD tersebut.
Dalam pelaksanaan aksi korporasi itu, setiap 250.000 pemegang saham lama sampai 22 November 2016 berhak untuk memperoleh 56.599 HMETD. Apabila pemegang saham tidak menggunakan haknya maka kepemilikan sahamnya terdilusi paling besar 18,64%.
Periode perdagangan, pendaftaran, pembayaran dan pelaksanaan HMETD itu akan dilakukan pada 24-30 November 2016 atau mundur dari rencana semula pada 24-28 Oktober 2016. Dalam rencana aksi korporasi ini, Krakatau Steel telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam aksi korporasi itu, dua perusahaan sekuritas yakni PT Bahana Securities dan PT Mandiri Sekuritas akan menjadi pembeli siaga. Kedua perusahaan itu merupakan perusahaan terafiliasi mengingat Bahana Securities dimiliki oleh BUMN PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan Mandiri Sekuritas dimiliki oleh BUMN PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Perusahaan baja yang berpusat di Cilegon itu berencana melakukan right issue karena telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah, Komisi VI, Komisi XI dan Badan Anggaran DPR untuk menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun yang dianggarkan dalam APBN Perubahan 2016.
Dengan PMN Rp1,5 triliun itu, Krakatau Steel berencana mengincar dana Rp1,87 triliun dari rencana right issue tersebut. Artinya, perusahaan juga mengincar dana dari investor publik (selain pemegang saham mayoritas yakni negara) sebesar Rp374,98 miliar.
Perusahaan berencana menggunakan sebagian besar dana hasil right issue itu dengan porsi 66% sebagai ekuitas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja proyek pembangunan Hot Strip Mill No.2 (HSM#2).
Ekuitas yang dimaksud adalah porsi dana sendiri yang harus disiapkan perseroan sebagai modal kerja, meliputi kebutuhan selama masa konstruksi dan masa awal operasi.
Selain itu, sekitar 34% dana lainnya, akan digunakan oleh Krakatau Steel sebagai ekuitas untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1x150 megawatt. Proyek itu akan digarap oleh PT Krakatau Daya Listrik, anak usaha perseroan yang bergerak di bidang kelistrikan.