Bisnis.com,CIREBON-- Pemerintah memperkirakan BUMN bakal menerbitkan obligasi hingga Rp100 triliun pada 2017 atau meningkat sekitar 3 kali lipat dibandingkan dengan perkiraan realisasi penerbitan surat utang pada 2016.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan obligasi tersebut bakal diterbitkan dalam mata uang Rupiah dan dolar AS. “Untuk bonds, termasuk securitization, bisa sampai Rp100 triliun,” katanya di sela-sela kunjungan kerja ke Cirebon, Jawa Barat, Senin (28/11).
Penerbitan obligasi itu sekaligus untuk memenuhi kebutuhan dana belanja modal BUMN sekitar Rp500 triliun pada 2017. Rini mengatakan pihaknya tengah menjajaki skema sekuritisasi aset sebagai salah satu sumber pendanaan BUMN pada tahun depan.
Menurutnya, aset yang disekuritisasi itu adalah piutang atau pendapatan yang akan diterima oleh suatu perusahaan di masa mendatang. Aset itu, ujar Rini, bukan dalam bentuk fisik. Aset yang disekuritisasi itu akan menjadi dasar bagi BUMN untuk menerbitkan surat utang.
Rini mengatakan dua BUMN yang akan melakukan sekuritisasi aset adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Aset milik Jasa Marga yang akan disekuritisasi adalah pendapatan dari ruas jalan tol.
Sementara itu, aset milik PLN yang akan disekuritisasi adalah pendapatan dari pelanggan listrik di masa mendatang. Pemerintah tengah menghitung potensi dana yang dapat dihimpun dari sekuritisasi aset itu. “Cukup besar. PLN itu bisa raise sekitar US$3miliar-US$5 miliar,” katanya.
Rini mengatakan aksi korporasi tersebut bukanlah penjualan aset. Sejumlah investor asing, ujarnya, telah menyatakan minatnya terhadap aksi korporasi itu. Menurutnya, aksi korporasi seperti ini sudah biasa dilakukan di negara-negara dimana kondisi pasar modalnya sudah relatif maju seperti Amerika Serikat.
Rini mengatakan rencana sekuritisasi aset itu dapat direalisasikan pada Januari 2017. “Kalau untuk jalan tol, saya targetkan bisa dapat Rp5 triliun,” katanya.