Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditanya soal Peluang Melantai di Bursa (IPO), Begini Kata BCA Syariah

BCA Syariah fokus memperkuat bisnis sebelum IPO. Keputusan IPO ada di pemegang saham, dengan potensi terbuka di masa depan.
BCA Syariah/bcasyariah.co.id
BCA Syariah/bcasyariah.co.id
Ringkasan Berita
  • BCA Syariah saat ini memprioritaskan penguatan bisnis sebelum mempertimbangkan untuk melakukan IPO di pasar modal Indonesia.
  • Keputusan untuk IPO sepenuhnya berada di tangan pemegang saham, dan akan dipertimbangkan ketika skala bisnis sudah lebih besar dan matang.
  • Pada semester I/2025, BCA Syariah mencatatkan pertumbuhan laba bersih 12% YoY menjadi Rp100 miliar, dengan peningkatan pembiayaan sebesar 18,2% YoY menjadi Rp11,3 triliun.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yaitu BCA Syariah, buka suara terkait potensi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan saat ini pihaknya masih memprioritaskan penguatan bisnis sebelum melangkah ke bursa. "Kami gedein dulu bisnisnya lah ya," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

Yuli menegaskan bahwa keputusan IPO sepenuhnya berada di tangan pemegang saham, bukan manajemen. Meski begitu, dia tak menampik bahwa potensi untuk IPO tetap terbuka ke depannya.

Saat ditanya mengenai waktu yang tepat untuk melepas saham ke publik, Yuli mengatakan bahwa hal itu akan dipertimbangkan apabila skala bisnis sudah lebih besar dan matang. "Ya kalau sudah besar nanti ya. Untuk sekarang ini, dinamikanya luar biasa. Kita aminkan saja, nanti lihat perkembangannya," imbuhnya.

Adapun, Bank BCA Syariah membukukan laba bersih yang tumbuh 12% secara tahunan (year-on-year/YoY) senilai Rp100 miliar sepanjang semester I/2025. 

Menurut data yang dipaparkan, selama enam bulan pertama tahun ini, pembiayaan meningkat sebesar 18,2% YoY menjadi Rp11,3 triliun. Secara komposisi, pembiayaan komersial mendominasi sebesar 76,7% dari total pembiayaan atau sebesar Rp8,6 triliun dengan pertumbuhan sebesar 13,2% YoY.  

Seiring dengan penyaluran pembiayaan, BCA Syariah masih membukukan rasio non-performing financing (NPF) gross yang sebesar 1,75%. Pada periode yang sama tahun sebelumnya NPF gross tercatat sebesar 1,36%.   

Yuli mengatakan kinerja semester I/2025 menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. "Hal ini didorong oleh penyaluran pembiayaan yang berkualitas serta pertumbuhan dana pihak ketiga [DPK]," katanya dalam konferensi pers laporan kinerja semester I/2025, Rabu (6/9/2025).  

Secara rinci, segmen konsumer mencatatkan pertumbuhan pembiayaan tertinggi yaitu sebesar 56,1% YoY mencapai Rp1,7 triliun. Pertumbuhan tertinggi di segmen konsumer ditunjukkan oleh pembiayaan emas yang tumbuh sebesar 231,2% YoY mencapai Rp300 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro