Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mega Syariah Optimalkan Penurunan BI Rate untuk Dorong Bisnis

Bank Mega Syariah manfaatkan penurunan BI Rate untuk dorong bisnis B2B2C, tingkatkan pembiayaan dan dana murah, serta perkuat ekosistem digital.
Karyawati menghitung uang di kantor cabang Bank Mega Syariah di Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung uang di kantor cabang Bank Mega Syariah di Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Ringkasan Berita
  • Bank Mega Syariah memanfaatkan penurunan BI Rate untuk mendorong pertumbuhan bisnis melalui pendekatan B2B2C, menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan.
  • Perseroan mencatat peningkatan pembiayaan sebesar 25,6% YoY hingga Juli 2025, dengan fokus pada pembiayaan korporasi dan konsumer, termasuk produk tanpa agunan dan pembiayaan rumah.
  • Penguatan ekosistem digital dan produk loyalitas meningkatkan dana pihak ketiga, dengan dana murah mencapai Rp3,4 triliun dan pengguna aktif M-Syariah meningkat 65% hingga pertengahan 2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Syariah melihat tren penurunan suku bunga acuan dapat menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya melalui pendekatan Business-to-Business-to-Consumer atau B2B2C.

Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita menyampaikan pihaknya menggandeng lembaga pendidikan dan kesehatan untuk menjaring dana institusi sekaligus individu di dalamnya.

“Dengan kekuatan ekosistem B2B2C, Bank Mega Syariah dapat menghasilkan net interest margin (NIM) lebih optimal,” kata Hanie dalam keterangannya, Selasa (26/8/2025).

Hanie mengatakan, meski tidak menggunakan bunga (interest) sebagai dasar operasional, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) turut menjadi pertimbangan acuan bagi hasil Bank Mega Syariah.

Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5,00%. Otoritas moneter itu tercatat telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 5 kali, masing-masing 25 bps pada September 2024, Januari, Mei, Juli dan Agustus 2025.

Lebih lanjut, bank milik CT Corp. ini fokus memperkuat fundamental bisnis dengan menjaga komposisi dana murah untuk menjaga daya saing. Menurutnya, strategi ini membuat perseroan mampu menawarkan pembiayaan dengan harga yang lebih kompetitif kepada nasabah.

Hingga Juli 2025, perseroan membukukan penyaluran pembiayaan sebesar lebih dari Rp9,18 triliun. Realisasi itu meningkat sebesar 25,6% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Juli 2024. Kinerja positif itu didorong oleh peningkatan pembiayaan korporasi yang naik 16,88% hingga mencapai lebih dari Rp3,9 triliun, atau setara dengan 43% dari total pembiayaan.

Bank milik CT Corp. itu turut memperkuat produk pembiayaan konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan (Flexi Mitra) untuk nasabah payroll. Untuk versi nonpayroll, Perseroan menawarkan berbagai produk seperti pembiayaan pemilikan rumah (flexi home) dan pembiayaan multiguna (Flexi Multiguna).

Adapun Bank Mega Syariah membukukan total pembiayaan konsumer sebesar Rp523 miliar per Juli 2025, atau naik 46,09% YoY. Dari sisi pengumpulan dana, Bank Mega Syariah terus memperkuat dana pihak ketiga (DPK) khususnya dana murah atau CASA. Tercatat, dana murah yang dihimpun perseroan mencapai Rp3,4 triliun hingga Juli 2025. Realisasi itu tumbuh 8,58% dari periode yang sama tahun lalu.

Hanie mengatakan meningkatnya dana murah turut mendorong DPK Perseroan yang tercatat tumbuh 10,8% atau mencapai Rp10,86 triliun. Dalam mendorong dana murah, Hanie menyebut Perseroan ditopang oleh penguatan ekosistem digital khususnya melalui M-Syariah, aplikasi mobile banking yang menjadi motor penggerak pertumbuhan transaksi ritel.

Tercatat jumlah pengguna aktif M-Syariah meningkat lebih dari 65% hingga pertengahan 2025, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Volume transaksi QRIS juga tercatat meningkat bahkan lebih dari 120% YoY.

Produk dan program loyalitas seperti Balapan QRIS, Tabungan Haji iB, serta Deposito Berkah Digital juga turut berkontribusi terhadap peningkatan dana pihak ketiga. “Dengan tren penurunan suku bunga, Bank Mega Syariah tetap menjaga daya saing dengan menghadirkan produk pembiayaan yang kompetitif dan sesuai kebutuhan nasabah,” pungkasnya.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro