Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mega Syariah Paparkan Kondisi Penyaluran Pembiayaan Konsumer saat Daya Beli Lesu

Penyaluran pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah mencatatkan pertumbuhan di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah usai acara Peresmian Relokasi Bank Mega Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kelapa Gading di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Mega Syariah mengungkapkan strategi penyaluran pembiayaan konsumer saat daya beli masyarakat melemah.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat diiringi pelambatan kredit konsumsi perbankan, yakni hanya 9,5% (YoY) per April 2025 dibandingkan 10% pada bulan sebelumnya.

“Inovasi digital menjadi semakin penting untuk memperluas jangkauan layanan dan meningkatkan kenyamanan nasabah,” kata Raksa dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

Di tengah beragam tantangan, Bank Mega Syariah disebutnya telah menyalurkan pembiayaan konsumer sebesar Rp482 miliar per Mei 2025, meningkat 37,3% dari periode sama tahun sebelumnya.

Dia menjelaskan bahwa capaian tersebut tak terlepas dari penguatan produk konsumer, khususnya pada produk pembiayaan tanpa agunan untuk nasabah payroll yaitu Flexi Mitra.

Menurutnya, penyaluran pembiayaan Flexi Mitra tercatat berkontribusi sebesar 16,44% dari total portofolio konsumer. Sementara itu di luar payroll, pembiayaan konsumer didorong oleh pembiayaan pemilikan rumah dan pembiayaan multiguna yang mencapai Rp284 miliar atau lebih dari 58% dari total pembiayaan konsumer. 

“Kemudian, pembiayaan rumah subsidi menyumbang 9,6% serta pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan haji khusus yang mencapai lebih dari 7,9%,” paparnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 8,9% secara tahunan menjadi Rp2.238,3 triliun pada bulan keempat tahun ini.

Realisasi itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 9,2% YoY pada bulan sebelumnya, sekaligus menjadi yang terendah sejak awal tahun.

Berdasarkan data Analisis Uang Beredar BI, pelambatan terjadi di semua jenis kredit konsumsi yakni kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit multiguna.

Pertumbuhan KKB pada April 2025 tercatat sebesar 4,3% YoY dengan total penyaluran kredit senilai Rp143,7 triliun. Angka ini turun dari pertumbuhan 6% YoY dan nilai kredit Rp144,9 triliun pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, laju pertumbuhan KPR juga melembam dari 8,9% YoY menjadi 8,5% YoY pada April 2025, dengan total pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp806,9 triliun.

Pelambatan tipis terjadi pada komponen kredit multiguna yang tumbuh 9,6% YoY menjadi Rp1.287,7 triliun pada April 2025. Pada bulan lalu, penyaluran kredit multiguna tercatat tumbuh 9,7% YoY dengan nilai Rp1.284,9 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper