Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mega Syariah membukukan total pembiayaan Rp8,64 triliun pada kuartal I 2025, meningkat 23,5% dibandingkan periode yang sama pada 2024 senilai Rp7 triliun.
Melansir dari laporan keuangannya, naiknya pembiayaan disokong oleh pembiayaan bagi hasil Rp5,42 triliun yang tumbuh 26,37% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp4,9 triliun. Sementara dari sisi piutang, Bank Mega Syariah membukukan Rp3,22 triliun.
Namun demikian perusahaan masih mencatatkan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross di level 0,93%, naik tipis dari sebelum 0,92%.
Di sisi lain, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) Bank Mega Syariah terpantau meningkat 14,49% menjadi Rp69,57 miliar dari sebelum Rp60,76 miliar.
“Berkat kemampuan bank dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, per Maret 2025, total aset Bank Mega Syariah menembus angka Rp 17,4 triliun, tumbuh lebih dari 13,1% dari posisi Maret 2024 yang tercatat Rp15,4 triliun,” kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo dalam keterangan resminya, dikutip pada Senin (12/5/2025).
Selain itu, kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment Bank Mega Syariah tercatat Rp7,96 miliar per kuartal I 2025. Dibandingkan sebelumnya, Bank Mega Syariah tidak tercatat memiliki kerugian penurunan nilai aset keuangan pada kuartal satu 2024.
Baca Juga
Adapun, Bank Mega Syariah membukukan laba bersih Rp41,12 miliar pada kuartal I/2025. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, realisasi ini turun 17,85% secara tahunan (YoY) dari Rp50 miliar pada kuartal I/2024.
Yuwono mengungkapkan upaya Bank Mega Syariah dalam meningkatkan tabungan haji menjadi salah satu yang mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya melalui dana simpanan wadiah yang tumbuh 45% secara tahunan.
Kenaikan dana simpanan wadiah turut meningkatkan porsi dana murah (CASA) dari 29% pada Maret 2024 menjadi 33,3% pada Maret 2025. Per Maret 2025, DPK mencapai Rp 10,2 triliun atau tumbuh 1,9% dari periode Maret 2024.
“Salah satu pendorong dana simpanan wadiah adalah produk Tabungan Haji IB yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan keberangkatan haji reguler secara bertahap, sesuai prinsip syariah," tuturnya,.
Selain melalui saluran digital, Bank Mega Syariah juga memperluas penetrasi tabungan haji melalui pendekatan komunitas, termasuk ekosistem Islam. Disamping itu, ekosistem korporasi, baik nasabah maupun non nasabah, kata Yuwono, perusahaan fokus agar dapat dengan mudah untuk memperoleh layanan tabungan Haji.