Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Arief Adhi Sanjaya dan Banjaran Surya Indrastomo

Praktisi Perbankan Syariah dan Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Investment Account & Kesiapan SDM Bank Syariah

Bank syariah perlu mengembangkan SDM dengan kompetensi investasi dan syariah untuk mengelola investment account, guna membedakan dari bank konvensional.
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P
Nasabah bertransaksi di salah satu pusat anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Senin (9/1/2022). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Banyak keunikan dari berbagai produk perbankan syariah, dan ini membutuhkan talenta dan pengelolaan SDM yang berbeda. Beberapa tahun terakhir, regulator bersama pelaku industri perbankan syariah mengembangkan produk investasi (investment account) yang berbeda dari produk Dana Pihak Ketiga (DPK).

Bersamaan dengan itu, regulasi yang menjadi landasan produk ini sedang didorong. Inisiatif ini lahir dari keinginan untuk menghadirkan diferensiasi produk perbankan syariah. Selama ini, isu mimicking atau “sama saja dengan konvensional” kerap muncul.

Maka, investment account diharapkan dapat menjawab persepsi tersebut. Namun, pengembangan produk ini memerlukan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) bank syariah pengelola atau new breed of sharia bankers.

Sebelum membahas kebutuhan SDM, penting untuk melihat model bisnis perbankan di Indonesia. Umumnya, bank di Indonesia menerapkan model bank komersial yang melayani segmen ritel dan korporasi. Berbeda dengan investment bank, yang berperan sebagai perantara investor skala besar, perusahaan multinasional, dan pemerintah.

Dalam konteks investment account, desain produk ini memiliki kemiripan dengan model bisnis investment bank. Bank syariah berperan sebagai penghubung antara investor dan perusahaan atau pelaku usaha yang menjadi underlying portfolio dari akun investasi tersebut.

Permasalahannya, mayoritas SDM di industri saat ini kompetensinya adalah bankir komersial. Sementara itu, yang dibutuhkan untuk mengelola produk investasi berupa bankir investasi. Kondisi ini menimbulkan kesenjangan (gap) kompetensi yang harus diantisipasi sebelum mengoperasikan investment account.

Di sisi lain, terdapat perbedaan antara kompetensi investment bank konvensional dan syariah. Pengelola investment account di bank syariah tidak hanya menganalisa investasi, tetapi juga menguasai akad-akad syariah, manajemen portofolio, aset, risiko, juga pemenuhan prinsip kepatuhan syariah (shariah compliance).

Sehingga dibutuhkan penyesuaian strategi pengembangan SDM, kurikulum pelatihan, dan penetapan core competency. Strategi ini harus mampu mengintegrasikan kompetensi investment bank dengan perbankan syariah, sehingga menghasilkan tenaga profesional yang siap mengelola produk investment account secara efektif dan mematuhi prinsip syariah.

PENGEMBANGAN SDM

Berdasarkan permasalahan tersebut, integrasi kompetensi yang dapat dilakukan dikelompokkan menjadi empat pilar utama, yaitu kompetensi investment bank, kesyariahan, manajerial, dan interpersonal.

Kompetensi investment bank menjadi fondasi pengelolaan investment account di bank syariah. SDM pengelola perlu memiliki kemampuan analisa investasi dan portofolio, kelayakan investasi (fea-sibility study) sesuai dengan prinsip syariah, serta merancang strategi diversifikasi dan meminimalkan risiko.

Hal ini penting supaya setiap keputusan investasi menguntungkan secara finansial dan selaras dengan aspek syariah.Kemudian, kompetensi syariah untuk memastikan proses pengelolaan sesuai prinsip syariah.

Pemahaman fiqh muamalah dan akad-akad terkait diperlukan, supaya pengelola mampu menerapkannya dengan tepat. Selain itu, kompetensi manajemen risiko berbasis syariah penting untuk mengidentifikasi dan menghindari potensi munculnya transaksi non-syariah dalam aktivitas investasinya.

Selanjutnya, kompetensi manajerial mencakup perencanakan strategi investasi secara komprehensif, penetapan target, perumusan strategi pemasaran, hingga penentuan segmen investor yang tepat. Kompetensi ini berperan saat menjalankan transaksi investment account dengan unit-unit di internal bank guna memastikan seluruh proses berjalan, terintegrasi, efisien, dan memberi-kan hasil yang optimal.

Terakhir, kompetensi interpersonal membangun hubungan yang solid dengan investor dan service excellent menjadi niscaya bagi pengelola investment account.

Kemampuan menjelaskan risiko, potensi serta mekanis-me imbal hasil secara persuasif dan meyakinkan menjadi kunci menarik minat investor. Tidak hanya itu, penyampaian transparansi kinerja investasi, respons cepat, serta konsistensi dan akurasi informasi diperlukan untuk mempertahankan kepercayaan investor. Untuk memenuhi keempat pilar ini, diperlukan strategi pengembangan SDM.

Pertama, pemetaan kompetensi awal untuk mengidentifikasi kesenjangan kemampuan existing dengan kebutuhan ideal. Kedua, pengembangan kurikulum internal yang menggabungkan keahlian investment banking dengan kompetensi syariah. Ketiga, pelatihan terstruktur melalui program workshop dan in-house training untuk menutupi gap kemampuan.

Keempat atau terakhir, sistem monitoring dan evaluasi secara berkala menjadi pamungkas untuk penilaian kinerja SDM, efektivitas pelatihan, serta penyesuaian strategi kembali supaya kapasitas SDM pengelola tetap relevan dengan kondisi terkini.

Investment account secara substansi menawarkan nilai yang menjadi keunikan antara praktik perbankan syariah dari konvensional. Namun, keberhasilan implementasinya juga ditentukan kesiapan SDM.

Kesenjangan kompetensi bank syariah sebagai commercial bank dengan kriteria investment banker SDM pengelola dapat dimitigasi melalui keempat pilar kompetensi tersebut.

SDM pengelola investment account yang kompeten men-jadi kunci bagi bank syariah untuk lebih berperan dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor riil secara lebih tepat sasaran, transparan, dan ‘cuan’ bagi semua, baik nasabah maupun perbankan. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro