Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menceritakan rencana pengembangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) yang dulu pernah digagas oleh Wakil Presiden ke-13 RI, Maruf Amin.
Perry menceritakan, saat itu dia masih menjabat sebagai Deputi Gubernur BI, sedangkan Maruf Amin merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pada 2015 silam, terang Perry, pembicaraan untuk membesarkan bank syariah di Indonesia telah dimulai.
Kini, Perry mengibaratkan BSI sebagai 'bus' besar. Dulu, dia sempat bertanya-tanya siapa yang akan menjadi penumpangnya atau nasabahnya.
"Alhamdulillah sekarang ada bus terbesar di Indonesia, adalah Bank Syariah Indonesia. Tapi saya nyeletuk, orang abangan, kalau busnya kita gedekan, penumpangnya sinten [siapa]? Ya busnya perlu kita gedekan, berapa bank, jadikan satu Bank Syariah Indonesia. Alhamdulillah, saya nanya. Busnya kalau kita gedekan penumpangnya siapa Gurunda [panggilan untuk Maruf Amin]?," ujar Perry pada acara Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, dikutip dari kanal YouTube BI, Rabu (13/8/2025).
Pertanyaan ihwal siapa yang akan menjadi penumpang dari BSI itu lalu disampaikan Perry kepada Maruf Amin. Pria yang kemudian menjadi Wakil Presiden pada 2019 tersebut saat itu lalu menyebut BI harusnya berperan untuk memperbanyak penumpang dari bank syariah nasional.
"Beliau langsung merintahkan, 'Ya BI lah.' Perbanyak penumpangnya. Perintah beliau, OJK membesarkan busnya. BI, waktu itu saya masih deputi gubernur, diperintahkan memperbanyak penumpangnya," ungkap Perry.
Baca Juga
Sejalan dengan hal tersebut, terang Perry, bank sentral melalui programnya telah masuk ke berbagai pondok pesantren untuk membangun pusat-pusat bisnis ekonomi syariah. Dia memperkirakan jumlahnya kini sudah lebih dari 10.000 pesantren.
Sebanyak 46 kantor BI di daerah pun diminta untuk masuk ke pesantren untuk mengembangkan pusat ekonomi syariah hingga digitalisasi di lembaga pendidikan tersebut. Perry menyebut beberapa bisnis di pesantren sudah meliputi percetakan, green farming, pengolahan limbah hingga pabrik roti.
Nantinya, pusat-pusat ekonomi syariah itu akan diselaraskan dengan fasilitas pembiayaan yang disediakan oleh BSI.
"Sehingga para perbankan BSI inilah penumpangnya. Makanya BSI terjunlah ke pesantren. Kan enak ya. Gurunda dawuhnya ke Gubernur [BI], Gubernur [BI] dawuhnya ke BSI. BSI turunlah ke pondok pesantren agar financing di sana," pungkas Perry.
Sebagaimana diketahui, BSI adalah hasil pelaksanaan merger dari anak usaha bank syariah tiga bank BUMN yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT BNI Syariah dan PT BRI Syariah Tbk. Merger telah dimulai sejak 2020 dan rampung pada 1 Februari 2021 dengan nama BSI.