Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Prediksi Penjualan Eceran Juli 2025 Meningkat, Ini Faktor Pendorongnya

BI memprediksi penjualan eceran Juli 2025 naik 4,8% yoy, didorong oleh suku cadang, makanan, minuman, dan bahan bakar. Namun, penjualan bulanan turun 4% mtm.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025). / Bisnis-Himawan L. Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (28/7/2025). / Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) memprakirakan kinerja penjualan eceran Juli 2025 bakal meningkat 4,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Juli 2024. 

BI memprakirakan Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juli 2025 bakal meningkat ke level 222,5. Pertumbuhan pada awal kuartal III/2025 itu lebih besar daripada pertumbuhan Juni 2025, yang hanya tercatat sebesar 1,3% yoy. 

"Peningkatan tersebut terutama bersumber dari Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso melalui siaran pers, Senin (11/8/2025). 

Berdasarkan data yang dihimpun BI, kategori penjualan riil makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang terbesar yakni sebesar 313,9. Kemudian, diikuti oleh kategori kelompok suku cadang dan aksesori 135,5 dan bahan bakar kendaraan bermotor 114,2. 

Sementara itu, BI memprakirakan penjualan eceran pada Juli 2025 secara bulanan bakal terkontraksi sebesar 4,0% (month-to-month/mtm). Kontraksi itu dipengaruhi oleh penurunan penjualan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Makanan, Minuman, dan Tembakau seiring dengan berakhirnya periode libur dan cuti bersama dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah.

Sebelumnya, pada Juni 2025, BI mencatat IPR berada di level 231,9 atau tumbuh 1,3% yoy dibandingkan Juni 2024 yakni pada level 229. 

Kendati masih tumbuh positif secara tahunan, BI mencatat bahwa pertumbuhan IPR pada Juni 2025 sebesar 1,3% itu melambat dari pertumbuhan pada Mei 2025 yakni 1,9% yoy. Pada saat itu, IPR Mei 2025 tercatat pada level 232,4 atau naik dari Mei 2024 sebesar 228,1. 

"Pada Juni 2025, IPR tercatat sebesar 231,9 atau secara tahunan tumbuh sebesar 1,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Mei 2025 sebesar 1,9% (yoy)," terang Denny. 

Adapun dari sisi harga, bank sentral memprakirakan tekanan inflasi tiga bulan yang akan datang, yaitu pada September 2025 diprakirakan menurun. Sementara itu, tekanan inflasi pada enam bulan mendatang, yaitu pada Desember 2025, diprakirakan meningkat. 

Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2025 sebesar 134,7, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 139,6. 

"Sementara itu, IEH Desember 2025 tercatat sebesar 163,4, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 151,3," pungkas Denny. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro