Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkap alasan perbankan Indonesia belum diizinkan untuk menerapkan universal banking.
Mahendra menyampaikan ketika krisis keuangan terjadi di masa lalu, pemerintah Indonesia memutuskan untuk memisahkan berbagai layanan keuangan dari perbankan.
“Berdasarkan pengalaman di waktu krisis tempo hari kita memutuskan untuk memisahkan dulu aktivitasnya,” kata Mahendra di sela-sela agenda Launching Kampanye Nasional Waspada Penipuan dan Keuangan Digital, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2025).
Dia mengatakan, pemisahan aktivitas ini dilakukan untuk membatasi risiko-risiko terhadap perbankan nasional. Kendati begitu, dia tidak menjelaskan secara rinci risiko yang dimaksud.
“Di waktu yang lalu, [universal banking belum diterapkan] adalah untuk bisa lebih membatasi risiko berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya yang memang membolehkan hal itu [universal banking],” jelas.
Namun seiring berjalannya waktu, Mahendra menyebut bahwa OJK tengah membuka kemungkinan penerapan universal banking di Indonesia. Saat ini, kata dia, OJK tengah mengkaji lebih dalam kemungkinan jika konsep ini diterapkan oleh perbankan nasional.
Baca Juga
Melalui universal banking, Mahendra menuturkan bahwa perbankan dimungkinkan untuk melakukan berbagai layanan keuangan. Itu artinya, perbankan tidak hanya terbatas pada layanan pinjaman dan pembayaran seperti yang dilakukan saat ini. “Itu intinya. Apakah itu pasar modal, apakah itu juga terkait dari aktivitas investasi dan sebagainya,” ujarnya.
Wacana penerapan universal banking sendiri sebelumnya telah disampaikan Mahendra dalam agenda 48 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Mahendra kala itu menyampaikan, bahwa saat ini Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae tengah mengkaji penerapan universal banking di Tanah Air.
“Nanti boleh ngobrol dengan Pak Dian untuk kemajuan pasar modal, termasuk yang sangat menarik pengajian tentang universal banking,” ungkap Mahendra di Jakarta, dikutip Selasa (12/8/2025).