Bisnis.com, JAKARTA - Perolehan laba bersih konsolidasi (audited) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga; IDX: BNGA) mencapai Rp2,08 triliun pada periode yang berakhir 31 Desember 2016, naik sebesar 386,4% year on year (y o y) dan menghasilkan earnings per share Rp82,83.
Pertumbuhan laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang meningkat 6,2%. Kemudian, peningkatan dari pendapatan non bunga atau Non-Interest Income (NoII), terutama didorong oleh membaiknya usaha di treasury dan pasar modal maupun pendapatan dari bancassurance. Serta penurunan pada biaya pencadangan sebesar 7,2% y-o-y.
“Kami senang dengan capaian kinerja pada 2016 yang diperoleh di tengah lingkungan usaha yang menantang," ujar Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M. Siahaan, dalam siaran pers Bank CIMB Niaga, di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Menurut dia, pihaknya secara konsisten mampu mencatatkan pendapatan yang positif dan meningkat sebagaimana terlihat dari kenaikan NII dan NoII. Cost to income ratio membaik berada di bawah level 49%, didukung oleh pengetatan biaya operasional dan peningkatan produktivitas. CIMB menyeimbangkan neraca keuangan dan mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mengoptimalkan permodalan. "Kualitas aset diprediksi akan mengalami perbaikan sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun ke depan,” ujar Tigor.
Dengan total aset mencapai Rp241,57 triliun per 31 Desember 2016, naik 1,1% (secara y-o-y), CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset. Jumlah kredit bruto yang disalurkan tumbuh 1,6% (y-o-y) mencapai Rp180,16 triliun per 31 Desember 2016. Dari total penyaluran kredit tersebut, kredit konsumer tercatat Rp51,42 triliun (29%), dan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai Rp34,51 triliun (19%) yang keduanya mencerminkan kontribusi 48% dari total kredit. Adapun sisanya berasal dari wholesale banking, yang terdiri dari kredit korporasi Rp61,01 triliun (34%) serta kredit komersial Rp33,22 triliun (18%).
“Kami menawarkan bunga KPR sebesar 7,5% untuk fixed tiga tahun dalam rangka menyambut Tahun Baru China (Imlek). Sejalan dengan langkah pemerintah untuk terus menurunkan suku bunga kredit satu digit, hasil penghematannya akan kami berikan kepada nasabah,” tambah Tigor.
Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp180,57 triliun, meningkat 1,1% y-o-y per 31 Desember 2016. Capaian ini didorong oleh pertumbuhan CASA sebesar 9,9%, menghasilkan kenaikan rasio CASA sebesar 403 basis point (“bps”) y-o-y menjadi 50,84%. Loan to Deposit Ratio (“LDR”) CIMB Niaga tercatat 98,38% per akhir Desember 2016, dibandingkan posisi 97,98% pada periode yang sama tahun lalu.
Per 31 Desember 2016, 94% dari total transaksi nasabah perbankan konsumer telah dilakukan melalui layanan digital banking seperti CIMB Clicks, Go Mobile, ATM, dan Rekening Ponsel, terutama diakibatkan meningkatnya jumlah nasabah yang memanfaatkan produk dan layanan digital secara umum (a) jumlah pengguna CIMB Clicks tumbuh 22% y-o-y mencapai 1,22 juta pengguna, (b) pengguna Go Mobile naik 34% y-o-y menjadi 1,35 juta pengguna, dan jumlah pengguna rekening ponsel meningkat 57% y-o-y menjadi 2,16 juta pengguna per akhir Desember 2016.
Capital Adequacy Ratio (CAR) CIMB Niaga tercatat 17,96% per 31 Desember 2016, meningkat 168 bps y-o-y dari periode yang sama tahun lalu.
“Ke depan, kami akan fokus meningkatkan CASA, sekaligus mengelola struktur biaya dan meningkatkan produktivitas. Penekanan pada bisnis Consumer dan SME menjadi kunci utama dalam strategi pertumbuhan kami. Di 2017, kami akan terus memperkuat jaringan digital dan memperluas basis nasabah, sejalan dengan tujuan kami menjadi bank digital terdepan di Indonesia. Kondisi ekonomi Indonesia yang membaik bersamaan dengan posisi permodalan CIMB Niaga yang solid menegaskan prospek positif bisnis bank untuk jangka menengah dan panjang,” ungkap Tigor.