Bisnis.com, JAKARTA – Bank-bank besar kian getol mensponsori kegiatan-kegiatan terkait industri kreatif dan bidang pariwisata. Keterlibatan industri perbankan dalam partnership tersebut tak semata-mata demi mengejar keuntungan langsung terhadap bisnis, tetapi juga demi tujuan mendongkrak brand.
Hal ini antara lain diakui oleh PT Bank Nasional Indonesia Tbk. (Persero) yang kembali menjadi tittle sponsor dalam event Java Jazz Festival 2017, yang digelar pada hari ini, Jumat (3/3) hingga Ahad (5/3) mendatang.
Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan pihaknya memilih Java Jazz karena konsistensi event tersebut yang telah terjaga selama dalam 12 tahun terakhir. Selain itu, menurutnya, segmen pengunjungnya juga relevan dengan segmen konsumennya yang ingin disasar BNI yakni kalangan middle up.
Bank pelat merah tersebut memang mendapatkan manfaat dari transaksi kartu tap cash (uang elektronik yang diterbitkan BNI), serta dari transaksi kartu debit dan kartu kredit dengan mensponsori perhelatan musik jazz skala internasional tersebut. Namun menurutnya Anggoro nilainya tidak terlalu signifikan.
"Kami tidak bisa melihat apakah event tiga hari ini bisa menghasilkan transaksi yang besar, sebab Java Jazz ini lebih pada icon event tentang keberpihakan kami pada industri kreatif. Bila di dalamnya nanti ada transaksi tap cash, kartu kredit dan kartu debit, itu adalah bagian dari digital experience," katanya belum lama ini.
Anggoro menekankan keterlibatan BNI dalam acara-acara festival seperti Java Jazz memang bukan ditargetkan untuk mencari pendapatan tetapi sebagai medium untuk membangun brand image BNI yang mengambil positioning sebagai bank yang mendukung industri kreatif.
Selain industri musik, BNI juga melibatkan diri dalam event pameran industri kerajinan seperti Inacraft hingga event pameran travel seperti Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) pada tahun ini.
Dalam dua event terakhir pihaknya menaruh ekspektasi akan adanya kontribusi terhadap keuntungan dari tiap transaksi. Dalam GATF misalnya, pihaknya mengejar penambahan 9.000 pemegang kartu kredit serta 1.400 kartu debit.
Sedangkan dalam event Java Jazz tahun lalu, BNI "hanya" menjual 11.500 tap cash dengan total 81.000 transaksi senilai Rp2,5 miliar. Tahun ini nilainya diharapkan meningkat 15% atau selaras dengan proyeksi kenaikan jumlah pengunjung.
"Dalam event GATF memang mengejar target tinggi karena nilai transaksinya pun mencapai Rp5 juta - Rp10 juta sementara [Java Jazz] ini kan nilai belanjanya kecil-kecil tapi keuntunganya kami punya ruang untuk edukasi orang untuk produk tap cash, tantangan kami adalah menjaga agar orang tidak refund kartu tap cashnya."
BNI bukanlah satu-satunya korporasi perbankan yang melibatkan diri dalam berbagai event. Sejumlah bank swasta nasional yang bermodal besar juga banyak terlibat dalam aktivitas yang tak serta merta memberikan transaksi kakap.
Misalnya, CIMB Niaga dalam event Color Run. Direktur Konsumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan menyebutkan tujuan utama keikutsertaan perseroan dalam event-event kreatif adalah untuk memberikan fasilitas dan kemudahan bagi nasabah.
"Di samping memberikan kontribusi terhadap kemajuan bisnis, kami juga harapkan bisa menaikkan brand image CIMB Niaga," jelasnya, Kamis (2/3/2017) malam.
CIMB Niaga tercatat aktif terlibat dalam sejumlah event dalam berbagai bidang yang mencakup segmen pasarnya secara keseluruhan. Antara lain dalam fun activities seperti Color Run; bidang pendidikan lewat program #KejarMimpi bersama sejumlah universitas dan sekolah; serta dalam kegiatan keluarga seperti travel yang diwujudkan lewat program travel fairs, shopping, dining dan festival.
Di lain pihak, PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) juga menyatakan perseroan juga banyak terlibat dalam sponsorship event-event terutama yang berkaitan dengan sosial budaya demi tujuan sosial sekaligus mengangkat branding BCA sendiri.
Bank swasta nasional terbesar yang terafiliasi dengan Grup Djarum tersebut antara lain menjadi menjadi sponsor tetap turnamen bulutangkis Indonesia Open. Selain event besar tersebut, BCA juga mensponsori sejumlah event lain dalam skala yang lebih kecil.
"Benefit utama Indonesia Open adalah untuk menanam benih-benih atlit dan ekosistem badminton di Indonesia. Ini sesuai misi BCA menjadi pilar penting perekonomian Indonesia," kata Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono.