Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), yang merupakan bank swasta nasional terbesar di Indonesia, masih enggan memanfaatkan peluang untuk ekspansi bisnis ke luar negeri.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan alasan utama keengganan bank yang telah masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 itu untuk menggarap pasar perbankan di luar negeri adalah biaya ekspansi yang mahal.
“Kita engga ikutan. Fokus di Indonesia saja. Karena mahal di sana, jadi kita konsentrasi di sini,” ujarnya, Rabu (15/3/2017).
Pada tahun ini, emiten perbankan berkode saham BBCA itu berencana akan melakukan ekspansi di dalam negeri dengan membuka sekitar 30-40 kantor cabang.
BCA merupakan salah satu bank nasional yang memenuhi kualifikasi untuk berekspansi hingga ke pasar luar negeri, karena didukung oleh permodalan kuat dan tata kelola yang baik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai bank-bank papan atas yang telah masuk ke dalam kategori BUKU 4 sangat mampu bersaing dengan bank lain di kawasan Asia Tenggara.
Menurut OJK, di antara peluang yang terbuka untuk digarap di antaranya adalah pengembangan bisnis di negara seperti Vietnam, Kamboja, Myanmar, dan Laos. Sebab, merujuk pada Global Findex yang diterbitkan oleh Bank Dunia, tingkat inklusi keuangan di keempat negara tersebut rata-rata berada pada level yang setara atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia.