Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menargetkan ingin menjadi the most valuable bank di kawasan Asia Tenggara pada 2022. Hal itu tercantum dalam corporate plan pada 2018-2022.
Wakil Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengatakan, untuk menjadi the most valuable bank di Asia Tenggara, perseroan akan mengejar beberapa indikator. Dua di antaranya adalah pertumbuhan laba bersih naik dua kali lipat dalam lima tahun, dan perkembangan kapitalisasi pasar lebih dari dua kali lipat pada lima tahun ke depan.
Sampai 2016, perseroan memperoleh laba bersih senilai Rp26,19 triliun, sedangkan kapitalisasi pasar perseroan sampai perdagangan pada Selasa (18/4) berada pada kisaran Rp315,05 triliun.
Untuk mencapai itu, bank dengan kode emiten BBRI itu memiliki beberapa cara yakni, pertama, perseroan akan kian fokus pada segmen andalannya yaitu, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kedua, memperkuat peran anak usaha, dan ketiga, mengubah bisnis proses ke arah teknologi agar bisa lebih cepat.
"Sekarang, kami kan sudah fokus kepada UMKM. Nah nantinya akan menjadi lebih fokus lagi. Maksudnya, anak usaha kami pun juga didorong untuk memperkuat peranannya dalam bisnis segmen tersebut,” ujarnya pada akhir pekan lalu.
Sejauh ini, Bank yang fokus bisnisnya pada segmen UMKM itu memiliki lima anak usaha antara lain, PT BRI Syariah, PT BRI Agroniaga Tbk., BRI Remittance Co. Limited. Hong Kong, PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera, PT BRI Multifinance.
TAMBAH ANAK USAHA
Adapun, bank dengan kode emiten BBRI itu kembali berencana menambah anak usahanya, yakni pada bidang sekuritas dan modal ventura.
Sunarso mengatakan, untuk sekuritas, perseroan pun melihat peluang bisnis pada sekuritas ritel. “Kalau selama ini, sekuritas itu bayangannya yang besar-besar, tetapi tampaknya sekuritas ritel juga banyak dibutuhkan,” ujarnya.
Dia enggan menyebutkan detail sekuritas yang akan dicaplok perseroan, termasuk peluang Bahana Sekuritas yang sempat disebut seiring dengan proses holding BUMN perbankan.
Di sisi lain, perseroan cukup membutuhkan anak usaha modal ventura dalam jangka dekat untuk mengakomodir kebutuhan usaha mikro yang sulit dilakukan lewat skema pembiayaan dengan bank.
Sunarso menyebutkan, harapannya perseroan sudah bisa merampungkan akuisisi perusahaan modal ventura pada tahun ini terkait dengan kebutuhannya.
“Kami pun selalu sedia sekitar Rp5 triliun untuk aksi anorganik seperti ini, kalau ada barang dan butuh ya langsung akuisisi,” sebutnya.