Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Bisnis Konsumer PT Bank BNI Syariah Dhias Widiyanti menilai positif perkembangan yang terjadi pada awal tahun ini. Sepanjang kuartal I/2017, perseroan telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp21,26 triliun, tumbuh 17,8% secara yoy dari Rp18,04 triliun.
Menurut Dhias, pertumbuhan pembiayaan di awal tahun ini terutama ditopang oleh pembiayaan konsumtif yakni pembiayaan rumah.
Selain itu, kontributor pembiayaan produktif didominasi oleh segmen nasabah usaha kecil dan menengah (small and medium enterprise/SME), pembiayaan komersial, dan pembiayaan mikro di luar konsumtif.
“Pembiayaan konsumtif mayoritas portofolio adalah BNI Griya iB Hasanah yakni sebesar 85%,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (9/5/2017).
Di tengah geliat pertumbuhan pembiayaan, BNI Syariah mewaspadai peningkatan rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) yang berasal dari sejumlah segmen. Rasio NPF pada kuartal I/2017 tercatat sebesar 3,16%, meningkat dibandingkan dengan posisi pada Desember 2016 yakni 2,94%.
Sebelumnya, Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman optimistis pertumbuhan pembiayaan yang positif akan berlanjut hingga ke kuartal kedua tahun ini. Perseroan memproyeksikan outstanding pembiayaan per Juni 2017 akan menembus Rp22 triliun, dengan net ekspansi senilai Rp1,6 triliun secara year to date.
"BNI Syariah cukup berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan khususnya sektor produktif, sehingga ekspansi ini terutama berasal dari segmen ritel, khususnya pembiayaan griya sebesar Rp 408 miliar," kata Firman.