Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan bankir meyakini penerapan sistem gerbang pembayaran nasional (national payment gateway/ NPG) akan menguntungkan industri perbankan.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rohan Hafas menyatakan selama ini pihaknya merupakan salah satu bank yang mendorong implementasi NPG.
Menurutnya, dengan adanya sistem yang memproses transaksi pembayaran tersebut, maka perbankan dapat melakukan efisiensi biaya dan berpotensi meningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI).
"Selama ini fee yang dibayarkan oleh semua bank untuk jasa transaksi asing mencapai Rp25 triliun. Artinya [lewat NPG], bisa menghemat devisa Rp25 triliun. Itu bisa dikembangkan di dalam negeri untuk menambah likuiditas," katanya saat ditemui di Sukabumi, Minggu (21/5/2017) malam.
Dari jumlah tersebut, dia memperkirakan total porsi fee yang dibayarkan Bank Mandiri mencapai 10%-15% atau sekitar Rp250 miliar -Rp375 miliar. Nilai biaya yang cukup besar tersebut dapat ditekan ke depannya bila telah ada gerbang pembayaran nasional.
"Tentu saja nantinya masih akan tetap ada biaya yang dibayarkan kepada penyedia NPG lokal, tetapi diharapkan akan jauh lebih murah jadi perusahaan bisa dapat diskon banyak dari segi bisnis," ujarrnya.
Selain penghematan devisa, sistem tersebut juga akan memberikan manfaat dari segi data. Pasalnya, dengan pemprosesan data (routing) transaksi yang selama ini diproses di luar negeri, maka pihak asing dapat memperoleh data pola konsumsi nasional.
"Dengan begitu data kita semuanya di luar negeri. Kalau bicara bisnis, data itu bisa dipergunakan untuk analisis pengguna kartu untuk kepentingan marketing. Data itu sangat penting untuk pengembangan bisnis," tuturnya.