Bisnis.com, JAKARTA--Standard & Poor's (S&P) dalam laporan terbarunya menyatakan sektor reasuransi secara global siap menghadapi penurunan rating sepanjang tahun ini.
Seperti dikutip dari Insurance Journal, Sabtu (24/6/2017), tren penurunan rating untuk reasuradur kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, yakni terlalu banyaknya kapasitas reasuransi, rendahnya kerugian yang diasuransikan dalam beberapa tahun ini, serta beratnya tekanan persaingan alternatif sumber modal yang lebih murah.
“Faktor tersebut membuat turunnya tekanan harga menjadi terprediksi, yang mana hal ini menguji kemampuan reasuradur untuk menghasilkan risiko harga yang menarik, serta menguji kemampuan reasuadur beradaptasi dengan lingkungan,” mengutip laporan S&P.
Berdasarkan data S&P, harga reasuransi bencana secara global menurun sekitar 4% menjadi 6% baik per 1 Januari 2017 maupun per 1 April 2017. Di Amerika Serikat harga pembaharuan reasuransi pertumbuhannya stagnan atau menurun 5%. Di Eropa lebih parah lagi, penurunan harga terjadi sebesar 3% menjadi 15%.
Di Asia, harga pembaharuan reasuransi turun 5% menjadi 15% per 1 Januari 2017 dan turun 10% menjadi 20% per April 2017. Diasumsikan premi retrosesi reasuransi turun dari 2,5% menjadi 5% pada 1 Januari 2017, begitu pula pada April 2017.
S&P menyatakan tekanan tersebut kemungkinan masih akan belanjut, tetapi S&P melihat perusahaan-perusahaan reasuransi telah mengatasinya dengan program manajemen risiko yang canggih, kecukupan modal yang kuat, serta underwriting yang masih rasional sejauh ini.