Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset LKM Hanya Rp1,64 Triliun, OJK Beberkan Alasannya

Aset Lembaga Keuangan Mikro (LKM) mencapai Rp1,64 triliun per Agustus 2024, tumbuh secara tahunan (year on year/YoY) sebesar 9,73%.
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P
Foto multiple exposure warga beraktivitas di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Minggu (31/12/2023). Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Aset Lembaga Keuangan Mikro (LKM) mencapai sebanyak Rp1,64 triliun per Agustus 2024. Total aset LKM bertumbuh secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 9,73%.

Angka tersebut masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan jasa keuangan lainnya di bidang lembaga pembiayaan, perusahaan modal ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya (PVML). Hal tersebut diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman. 

“Memang kalau dibandingkan dengan yang lain di PVML, asetnya minim,” kata Agusman dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/11/2024). 

Agusman mengatakan aset minim industri LKM bukan tanpa alasan. Pasalnya, pembiayaan LKM tersebut menyasar segmen yang sangat mikro, seperti ibu-ibu, petani, hingga pedagang di pedesaan. Namun demikian, Agusman menyebut dengan jumlah tersebut cukup besar, karena lingkupnya pun kecil. 

“Jadi jangan dibandingkan dengan sektor lainnya, tapi yang penting kontribusinya bagi masyarakat,” kata Agusman. 

Agusman mengatakan untuk meningkatkan kontribusi LKM pihaknya mengeluarkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan LKM 2024–2028 yang memiliki empat pilar. Pertama pilar tata kelola, manajemen risiko, dan kelembagaan. Kedua, pilar pemberdayaan, edukasi dan literasi konsumen dan masyarakat. Ketiga, pilar pengembangan dan penguatan elemen ekosistem. Keempat, pilar penguatan pengaturan, pengawasan, dan perizinan.

Selain empat pilar tersebut, Agusman mengatakan salah satu hal yang paling penting adalah pendampingan. Dia mengatakan pendampingan diperlukan untuk meningkatkan tata kelola, mitigasi risiko, dan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Langkah ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan operasional LKM di tengah persaingan dengan lembaga keuangan lain seperti Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) dan fintech peer-to-peer (P2P) lending.

“Pendampingan ini bertujuan membantu bisnis yang dibiayai LKM, seperti pertanian dan perdagangan, agar lebih terkelola dengan baik. Selain itu, kami mendorong penerapan manajemen keuangan modern supaya aset dan kewajiban mereka tetap seimbang,” kata Agusman 

Agusman menambahkan bahwa kantor-kantor OJK di daerah memiliki peran penting dalam pengawasan dan perizinan LKM, sekaligus mendukung edukasi dan pelatihan bagi pengelola. “Kami ingin memastikan LKM dapat hadir bersama masyarakat dengan tata kelola yang semakin kuat,” tegasnya.

Adapun saat ini jenis usaha LKM yang beroperasi di masyarakat terdiri dari LKM bentukan lembaga pemerintah seperti Bank Wakaf Mikro, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Badan Kredit Desa dan Perusahaan Daerah Perkreditan Kecamatan (PDPK). Program ini dikembangkan untuk memperluas jangkauan lembaga keuangan daerah milik pemerintah ke daerah-daerah yang belum terlayani oleh BPR.

Selain LKM dari program pemerintah, terdapat pula LKM yang didirikan oleh masyarakat dan lembaga lainnya seperti Badan Usaha Milik Desa, Baitul Maal wa Tamwil, Baitul Tamwil Muhammadiyah, Bumdesma, Kelompok Usaha Bersama, Koperasi Serba Usaha, Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah, Lembaga Keuangan Desa, Lembaga Keuangan Kecamatan, dan Lembaga Pemberdaya Ekonomi Desa. Data Agustus 2024 menunjukkan bahwa terdapat 253 LKM di seluruh Indonesia yang terdiri dari 174 LKM konvensional dan 79 LKM syariah dengan total aset sebesar Rp1,64 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper