Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Bukopin Tbk. masih mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan gross sekitar 4% sampai Juni 2017. Namun demikian, perseroan optimistis bisa menekan kredit bermasalah hingga 3,5% hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardy mengatakan, rasio kredit bermasalah masih akan berada pada kisaran 4%. Rasio tersebut sedikit turun dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2017.
“Sebenarnya, kami targetkan bisa turun 3,5% pada tengah tahun ini, tetapi ada deal yang tertunda. Selain itu, Juni ini memang pendek juga waktunya, ada libur panjang,” ujarnya pada Selasa (4/7).
Glen mengatakan, perseroan akan terus menjalani proses penyelesaian kredit bermasalah. “Perbaikan kualitas kredit pada kuartal I/2017 dan kuartal II/2017 memang masih stagnan, tetapi kami harapkan pada kuartal III/2017 sudah mulai tampak,” ujarnya.
Dia memaparkan, perseroan pun optimistis bisa menekan NPL gross pada kuartal ketiga karena akan ada deal penjualan aset bermasalah yang sempat tertunda pada kuartal kedua.
“Adalah pembeli aset bermasalahnya, itu datang dari sektor tambang sih,” paparnya.
Untuk posisi NPL gross sampai kuartal I/2017 bank berkode emiten BBKP itu berada pada kisaran 4,07% atau naik dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu yang sebesar 3,3%.