Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis indeks literasi keuangan bisa naik dua kali lipat dari 2016 sampai 2019. Alasannya, regulator pengawas jasa keuangan itu telah menerbitkan e-book terkait literasi keuangan kepada segmen pelajar sampai pensiunan.
Anggota Dewan Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S. Setiono mengatakan, dengan masukan dari pelaku industri seperti distribusi sampai ukuran file e-book yang jangan terlalu besar agar bisa dijamah hingga pelosok daerah berarti pelaku industri merespons positif.
"Jadi, kalau dari periode 2013 sampai 2016 bisa melewati target dari tumbuh 2% menjadi 7%. Dengan tambahan produk e-book ini, saya optimistis pada 2016-2019 bisa tumbuh dua kali lipat lagi dari 7%," ujarnya setelah acara peluncuran buku literasi keuangan untuk sma, profesional, dan pensiunan pada Kamis (6/7/2017).
Adapun, dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan (SNLKI) menyebutkan indeks literasi keuangan Indonesia pada 2016 sudah naik sebesar 7,72% menjadi 29,66% dibandingkan dengan 2013 yang sebesar 21,84%.
Selain itu, untuk indeks inklusi keuangan Indonesia pada 2016 naik 8,08% menjadi 67,82% dibandingkan dengan 2013 yang sebesar 59,74%.
Titu, sapaan akrab Kusumaningtuti, mengatakan, OJK akan terus berupaya menyediakan materi literasi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai lapisan masyarakat agar dapat membentuk masyarakat yang cerdas keuangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk Buku yang berjudul Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan tingkat SMA sudah diterbitkan pada tahun 2014. Sejak Juni 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI telah menetapkan materi mengenal lembaga jasa keuangan sebagai bagian dari kompetensi inti dan kompetensi dasar pada Kurikulum 2013 untuk tingkat SMA.
Dengan alasan sebagai materi wajib, untuk meringankan biaya pencetakan dan distribusinya, OJK berinisiatif membuat buku versi elektronik atau e-book sehingga bisa lebih mudah dan murah mengakses dan mendapatkan materi buku tersebut.
Cakupan materi dalam buku tersebut antara lain adalah pengenalan OJK, Perbankan, Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank (termasuk Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Dana Pensiun, dan Pergadaian).
Titu mengatakan, pada edisi terbaru tahun 2017 telah ditambahkan dengan materi perpajakan sebagai wujud kerjasama OJK dengan Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan RI.
“Versi e-Book ini didesain secara apik dengan konsep audio visual yang memiliki fungsi audio, video, dan gambar animasi yang mendukung konten buku serta disesuaikan dengan tema pada masing-masing bab, sehingga memiliki tampilan yang lebih menarik dari versi cetaknya,” ujarnya.
Selain menarik dan ramah lingkungan karena tidak perlu biaya cetak, pemanfaatan versi e-Book ini juga sangat praktis dan mudah dibawa, karena dapat langsung diakses dan disimpan pada PC, notebook, smartphone, tablet, maupun perangkat elektronik lainnya. Upaya ini merupakan langkah OJK dalam mengikuti perkembangan informasi teknologi yang begitu pesat di Indonesia.