Bisnis.com, JAKARTA – Bank of England (BoE) tidak harus menunggu untuk menaikkan suku bunga acuannya hingga proses Brexit benar-benar selesai.
Lembaga think tank berbasis di Inggris National Institute of Economic and Social Research (NIESR) mengatakan BoE kemungkinan akan mempertahankan kebijakannya dalam pengumuman keputusan dan proyeksinya pada hari Kamis (3/8) waktu setempat.
Bank sentral Inggris tersebut namun juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada kuartal pertama 2018.
Perkiraan waktu itu lebih cepat dari perkiraan sebelumnya bahwa BoE kemungkinan akan menunggu hingga 2019 untuk menghapuskan sejumlah stimulus yang diterapkan pasca keputusan Inggris untuk hengkang dari Uni Eropa (Brexit) tahun lalu.
Inggris secara resmi memulai proses Brexit pada akhir Maret tahun ini dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua tahun sementara para pejabat Inggris dan Uni Eropa bernegosiasi tentang pelepasan kemitraan.
“Kenaikan suku bunga yang moderat yang masih menyisakan kebijakan moneter yang sangat akomodatif adalah hal masuk akal,” kata Amit Kara, head of U.K. macroeconomic forecasting di NIESR, seperti dikutip dari Bloomberg Rabu (2/8/2017).
“Mengingat bahwa bank sentral tersebut memiliki kesempatan langkah serius ini dan ekonomi terlihat lebih baik, maka ada alasan untuk mencabut sebagian dari stimulus itu,” lanjutnya.
Pertumbuhan Inggris diperkirakan akan menguat pada paruh kedua tahun ini dan berikutnya. Adapun inflasi akan mencapai puncaknya sebesar 3% pada kuartal terakhir tahun ini. Pertumbuhan ekonomi pun diprediksi akan mencapai 1,7% tahun ini dan 1,9% pada 2018, tidak berubah dari perkiraan sebelumnya.
BoE akan mengupdate prediksi ekonominya sendiri pada hari Kamis. Para ekonom mengatakan bahwa bank sentral tersebut mungkin akan merevisi proyeksi pertumbuhan untuk dua tahun ke depan dan menjaga agar prospek inflasi tidak berubah. BoE memproyeksikan inflasi 2,8% tahun ini dan 2,4% pada 2018.