Bisnis.com, JAKARTA – PT BNI Syariah mencatat permintaan pembiayaan perumahaan mulai menggeliat memasuki Agustus 2017 sampai saat ini.
Pemimpin Divisi Bisnis Konsumer BNI Syariah Endang Rosawati mengatakan, pertumbuhan permintaan pembiayaan pemilikan rumah (PPR) sepanjang semester I/2017 memang mencatatkan perlambatan.
“Namun, perbaikan sudah mulai terlihat pada Agustus dan September tahun ini. Walaupun, masih di bawah ekspektasi kami, itu sih gambaran secara industrinya,” ujarnya pada Rabu (18/10).
Dari sisi BNI Syariah, perseroan memiliki portofolio pembiayaan konsumer sebesar 55% dari total keseluruhan. Dari porsi konsumer itu, sebanyak 80% adalah pembiayaan griya atau PPR.
“Untuk detail pertumbuhan PPR nanti saja ketika paparan kinerja, tetapi kalau konsumer secara keseluruhan sampai kuartal ketiga itu sudah mencapai sekitar Rp12 triliun,” ujar Endang.
Selain PPR, anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. itu juga menyalurkan pembiayaan konsumer dalam bentuk Flexi Umroh, Multiguna, gadai emas, dan sebagainya.
Dia menyebutkan, perseroan menargetkan pertumbuhan pembiayaan konsumer sampai akhir tahun ini diharapkan bisa tembus Rp12,9 triliun.
Untuk strategi pembiayaan pemilikan rumah, Endang menuturkan, perseroan memiliki program Keluar Hasanah yakni, mengajak orang melihat kebutuhan dan value ketika mengajukan pembiayaan.
“Jangan sampai karena pembiayaan konsumer malah terbawa konsumtif sehingga dananya dipakai untuk apa saja,” ujarnya.
Selain itu, dia menyebutkan, perseroan juga mengambil segmen dari pendapatan tetap yakni, seperti karyawan.
“Soalnya, dengan situasi ekonomi yang masih belum pasti ini akan cukup berisiko dalam menyalurkan pembiayaan konsumer pada segmen pendapatan tidak tetap seperti wirausaha,” sebutnya.
Adapun, rata-rata pembiayaan perumahan yang disalurkan perseroan berada di segmen menengah yakni rumah dengan harga sekitar Rp500 juta.