Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank UOB Indonesia memilih untuk fokus memacu volume transaksi kartu kredit dari nasabah yang sudah diakuisisi, dibandingkan dengan penambahan jumlah card holder pada 2018.
Cards & Payment Head UOB Indonesia, Dessy Masri mengatakan kendati pada tahun depan diproyeksikan masyarakat semakin banyak yang memilih menempatkan dana di bank, baik untuk menabung maupun investasi, tetapi perseroan optimistis bisnis kartu kredit tidak akan surut.
“Ini karena kartu kredit lebih kepada alat pembayaran untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam hidup nasabah. Kartu kredit akan terus tumbuh transaksinya meskipun masyarakat trennya sekarang lebih banyak menyimpan dana,” ujarnya, Kamis (16/11/2017).
Saat ini pemegang kartu kredit UOB berjumlah sekitar 400.000 nasabah. Sampai dengan akhir tahun ini diyakini masih tetap berada di kisaran jumlah tersebut. Adapun, pada tahun depan diupayakan terjadi peningkatan jumlah card holder hingga menyentuh 500.000-an nasabah.
Pada saat ini, rerata pertumbuhan volume transaksi kartu kredit UOB Indonesia setiap bulannya sektiar 18%. Pada akhir tahun, perseroan optimistis dapat mencapai pertumbuhan 25%. Pasalnya, dalam periode libur jelang Tahun Baru para pemegang kartu lazimnya berbelanja lebih banyak.
“Tujuan utama kami ke depan adalah peningkatan volume transaksi kartu kredit. Kami akan jalankan berbagai program promosi secara berkesinambungan supaya nasabah tidak kehilangan keterikatan dengan produk kami,” ujar Dessy.
Guna mendongkrak volume transaksi pada akhir tahun ini maka UOB Indonesia meluncurkan UOB Blast of Surprise. Program promosi akhir tahun ini memberikan kesempata kepada pemegang kartu kredit UOB untukk mendapatkan hadiah langsung.
UOB hendak mengajak para pemegang kartu kreditnya untuk merasaka kemudahan bertransaksi sekaligus mendapatkan kegembiraan meraih beragam hadiah langsung melalui permainan online yang menyenangkan.
PT Bank UOB Indonesia membukukan laba bersih tahun berjalan per September tahun ini sebesar Rp101,26 miliar. Nilai ini mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 78% dari Rp458,95 miliar.
Penurunan laba tersebut terindikasi dari pendapatan bunga bersih yang hanya mengalami kenaikan tipis hanya 0,46% untuk kurun waktu yang sama. Artinya, per September tahun ini pendapatan bunga bersih perseroan sebesarRp2,48 triliun dari Rp2,47 triliun.
Pada sisi lain, perlu dicermati pula terkait penurunan yang terbilang signifikan untuk pendapatan operasional selain bunga sebesar 35,6% secara year on year menjadi Rp4,90 triliun dari Rp7,56 triliun.
Sebetulnya beban operasional selain bunga lebih kecil senilai Rp7,04 triliun. Tapi lantaran pendapatan operasional selain bunga susut tajam maka laba operasional tergerus. Berdasarkan laporan keuangan tercatat laba operasional per September tahun ini Rp330,38 miliar.
Sejumlah rasio keuangan yang patut diperhatikan pula dari kinerja PT Bank UOB Indonesia per kuartal III/2017 a.l. NPL gross dan net turun masing-masing menjadi 3,61% dan 2,48%, CKPN aset kauangan terhadap aset produktif sebesar 1,84%, BOPO 96,73%, dan LDR 92,96%.